Rusia Sebut Kelompok Sabotase Ukraina Serang Wilayah Belgorod, 8 Warga Terluka
Gubernur Belgorod di Rusia, Vyacheslav Gladkov mengatakan kelompok sabotase Ukraina menyerang wilayah Belgorod, yang berbatasan dengan Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
Sebelumnya, Vyacheslav Gladkov mengatakan dua orang terluka parah akibat penembakan di desa Glotovo, yang terletak di distrik Grayvoronsky.
Sebelumnya pada hari itu, Gubernur Vyacheslav Gladkov menetapkan peraturan "operasi anti-terorisme" di daerah Belgorod atas insiden itu.
Peraturan itu memberikan kekuatan tambahan untuk penegakan hukum dan membatasi kebebasan sipil tertentu.
Polisi sekarang dapat memeriksa dokumen dan kendaraan hanya berdasarkan kecurigaan, melarang lalu lintas di area yang ditentukan, membatasi layanan telekomunikasi, mengizinkan prajurit yang ikut serta dalam operasi untuk memasuki properti pribadi dengan bebas, dan sebagainya.
Vyacheslav Gladkov tidak memberikan perkiraan berapa lama rezim khusus itu akan berlaku.
Baca juga: Presiden Zelenskyy di Jepang: Semoga Rusia Menjadi Agresor Terakhir di Dunia
Kremlin Akui Adanya Serangan di Wilayah Rusia
Insiden itu diakui oleh Pemerintahan Rusia di Kremlin.
Kremlin mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah diberitahu tentang dugaan serangan lintas batas di Belgorod.
"Kementerian Pertahanan, FSB (dinas keamanan Rusia) dan dinas perbatasan melaporkan kepada presiden Rusia...tentang upaya kelompok sabotase Ukraina untuk masuk ke wilayah Belgorod," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada kantor berita Rusia, Senin (22/5/2023).
Peskov mengatakan serangan itu dirancang untuk "mengalihkan perhatian" dari Bakhmut dan "meminimalkan" hilangnya Ukraina atas kota timur, yang diklaim telah direbut Moskow.
Dmitry Peskov, menyatakan pada hari sebelumnya, Minggu (21/5/2023), militer Rusia, Garda Nasional, agen patroli perbatasan, dan Dinas Keamanan Federal (FSB) mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghancurkan musuh.
Dmitry Peskov juga mengklaim, serangan itu sebagian besar memiliki tujuan politik karena terjadi setelah jatuhnya benteng Donbass di Bakhmut ke tangan Rusia.
Klaim perebutan kota Bakhmut telah dibantah oleh Ukraina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.