Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pria Lumpuh Bisa Kembali Berjalan dengan Alat Bantu yang Mampu Hubungkan Gelombang Otak dengan Otot

Seorang pria yang mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan sepeda pada 2011 kemarin, kini bisa berdiri dan berjalan dengan alat bantu khusus.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Pria Lumpuh Bisa Kembali Berjalan dengan Alat Bantu yang Mampu Hubungkan Gelombang Otak dengan Otot
Tangkap Layar Video Guardian
Seorang pria yang mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan sepeda pada 2011 kemarin, kini bisa berdiri dan berjalan dengan alat bantu khusus. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria Belanda yang mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan sepeda pada 2011 kemarin, kini bisa berdiri dan berjalan dengan alat bantu khusus.

Dokter menanamkan alat yang membaca gelombang otaknya dan mengirimkan instruksi ke tulang punggungnya untuk menggerakkan otot.

Gert-Jan Oskam (40) tidak bisa berjalan setelah lehernya patah dalam kecelakaan lalu lintas di China.

"Beberapa bulan lalu, untuk pertama kalinya setelah 10 tahun, saya bisa berdiri dan minum bersama teman-teman saya," kata Oskam, dilansir Guardian.

Pria asal Belanda itu mengaku akan memanfaatkan alat bantu khusus dalam aktivitas sehari-hari.

Alat khusus itu dinamai sebagai digital bridge (jembatan digital) yang diciptakan oleh tim ahli saraf di Swiss.

Tim tersebut memiliki program jangka panjang untuk mengembangkan antarmuka mesin-otak untuk mengatasi kelumpuhan.

Baca juga: Wanita Swedia Lumpuh usai Kecelakaan Sepeda di London, Tak Bisa Pulang Terkendala Birokrasi

Gert-Jan Oskam
Seorang pria yang mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan sepeda pada 2011 kemarin, kini bisa berdiri dan berjalan dengan alat bantu khusus.
BERITA REKOMENDASI

Proyek ini bertujuan untuk menggunakan sinyal nirkabel untuk menghubungkan kembali otak dengan otot yang menjadi tidak berguna ketika saraf tulang belakang rusak.

Dalam uji coba sebelumnya, Oskam menguji sistem yang menciptakan kembali langkah ritmis berjalan dengan mengirimkan sinyal dari komputer ke sumsum tulang belakangnya.

Meskipun perangkat membantunya mengambil beberapa langkah sekaligus, gerakannya cukup robotik dan harus dipicu oleh tombol atau sensor.

Otak dipasangi elektroda

Untuk pembaruan terbaru, Prof Jocelyne Bloch, seorang ahli bedah saraf di rumah sakit Universitas Lausanne, memasang elektroda di otak Oskam yang mendeteksi aktivitas saraf saat dia mencoba menggerakkan kakinya.

Pembacaan diproses oleh algoritme yang mengubahnya menjadi pulsa, yang dikirim ke elektroda lebih lanjut di tulang punggungnya.

Denyut nadi mengaktifkan saraf di tulang belakang, menyalakan otot untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas