Wanita di China Berhenti dari Pekerjaannya untuk Jadi Seorang Anak Full Time, Digaji Orang Tuanya
Wanita di China berhenti dari pekerjaan kantornya untuk menjadi seorang anak di rumah. Ia pun digaji orang tuanya 4.000 yuan (Rp 8,5 juta) per bulan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
Saat bersantai bersama orang tuanya, Nianan mengakui sumber tekanan terbesar tetaplah keinginan untuk mendapatkan lebih banyak uang.
Namun, orang tuanya terus meyakinkan dia dengan mengatakan:
Baca juga: Komedian Malaysia Uncle Roger Melucu Soal China, Media Sosialnya Langsung Ditangguhkan
“Jika kamu menemukan pekerjaan yang lebih cocok, kamu bisa melakukannya."
"Jika kamu tidak ingin bekerja, tinggallah di rumah dan habiskan waktu bersama kami.”
Konsep "putri penuh waktu" adalah alternatif bagi kaum muda di China yang menghadapi pasar kerja yang semakin kompetitif dan kesibukan "996", yakni bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam, enam hari seminggu.
Masih mengutip SCMP, alternatif pekerjaan lain yang semakin populer adalah menjadi pekerja digital dan menerapkan gaya hidup FIVE atau financially independent, voluntarily employed (mandiri secara finansial, bekerja secara sukarela).
Pilihan tersebut memungkinkan individu untuk membebaskan diri dari kendala pekerjaan tradisional dan mencapai kebebasan yang lebih besar dalam karier mereka.
Namun, bentuk gaya hidup modern seperti itu bukan untuk semua orang.
Seorang mengatakan: "Jelas, gaya hidup seperti itu hanya mengandalkan orang tua, yang dikenal sebagai ken lao dalam bahasa China."
"Tetapi mereka bersikeras untuk melabelinya sebagai 'anak perempuan penuh waktu'."
Seorang pengguna media sosial lainnya mengatakan konsep "anak penuh waktu" berasal dari istilah "ibu rumah tangga penuh waktu."
Ia menambahkan: "Jika dievaluasi di pasar tenaga kerja, perempuan akan dibayar lebih dari 4.000 yuan."
"Selain itu, relatif tidak umum bagi ibu rumah tangga penuh waktu untuk menerima gaji bulanan yang terpisah.”
Namun, ada dukungan untuk keputusan Nianan.
“Jika kedua orang tua dan anak-anak mereka benar-benar bahagia, mengapa tidak menerimanya?"
"Di masa depan, angkatan kerja muda akan memiliki nilai yang lebih tinggi."
"Jika beberapa orang menganggapnya ken lao, atau mengandalkan orang tua, mengapa tidak menukar anak-anak untuk merawat orang tua di keluarga masing-masing?” komentar yang lain.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)