Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Partai Republik Tolak Kesepakatan Presiden Biden, Drama Plafon Utang AS Kian Memanas

Anggota Partai Republik menolak kenaikan pagu utang 3,4 triliun dolar AS yang sebelumnya disepakati Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Partai Republik Tolak Kesepakatan Presiden Biden, Drama Plafon Utang AS Kian Memanas
Bloomberg
Presiden Amerika Serikat Joe Biden 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Sejumlah anggota Partai Republik sayap kanan Amerika Serikat menolak kenaikan pagu utang sebesar 3,4 triliun dolar AS yang sebelumnya telah disepakati Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy.

"Itu bukanlah kesepakatan yang baik. Utang negara membengkak sekitar 3,4 triliun dolar AS selama dua tahun dan tanpa reformasi kebijakan yang serius," jelas Gubernur Florida Ron DeSantis, yang terang – terangan menolak kebijakan Biden.

Penolakan tersebut dilontarkan Ron lewat cuitan di akun Twitternya, calon nominasi presiden dari Partai Republik itu menjelaskan kebijakan Joe biden terkait penangguhan pembayaran pagu utang hingga Januari 2025 hanya akan menghambat pertumbuhan ekonomi AS.

Ini karena pendanaan sejumlah proyek penting di AS ikut terpotong sebanyak 4,5 triliun dolar AS akan hanya untuk menutup pembayaran pagu utang.

Alasan tersebut yang membuat Ron khawatir apabila kebijakan kenaikan plafon utang dapat memicu bencana ekonomi jangka panjang bagi Amerika.

“Kesepakatan itu tidak cukup untuk mengubah lintasan fiskal. Setelah kesepakatan ini, negara kita masih akan menuju kebangkrutan," kata Ron.

Berita Rekomendasi

Senada dengan Ron, Senator Republik Mike Lee juga turut menentang kesepakatan kenaikan pagu utang.

Lee mengungkap imbas kesepakatan tersebut dapat memperlambat proses pembangunan proyek – proyek baru Amerika.

Bantuan pangan bagi warga miskin Amerika juga bisa terdampak akibat dibatasinya pengeluaran negara, apabila hal tersebut terjadi maka perekonomian Amerika dikhawatirkan akan mengalami perlambatan.

Baca juga: Presiden Biden Sepakat Naikkan Plafon Utang AS, Ekonomi Paman Sam Bisa Bernafas Lega

Sebelum Joe Biden sepakat untuk menaikan plafon utang pemerintah federal sebesar 3,4 triliun dolar AS, sejumlah analis mengungkap potensi AS yang akan mengalami bencana keuangan karena gagal membayarkan tagihan utangnya.

Analis juga memprediksi apabila ancaman ancaman gagal bayar utang dapat memperketat kebijakan moneter bank sentral The Fed hingga dapat memicu turunnya peringkat kredit Amerika ke level downgrade.

Baca juga: Partai Republik Ungkap Ada Titik Terang Terkait Pembicaraan Plafon Utang Amerika Serikat

Bahkan yang lebih mengerikan efek dari kegagalan pemerintah AS dalam membayarkan tagihan utangnya dapat mendorong lonjakan angka pengangguran.

Sebanyak 8 juta warga AS di proyeksi akan kehilangan pekerjaan dalam waktu dekat. Serangkaian ancaman ini yang membuat Harris dan Brainard nekat mendesak para kongres AS.

Tekanan ini yang memicu Biden untuk mengambil sikap dengan menaikan pagu utang Amerika sebesar 1,5 triliun dollar AS hingga 1 Januari 2025.

Baca juga: Pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan McCarthy Berakhir Tanpa Kesepakatan Plafon Utang

Kesepakatan tersebut dilakukan Biden untuk mengakhiri kebuntuan selama berbulan-bulan terkait ancaman resesi, defisit serta lonjakan angka pengangguran.

"Jika Kongres gagal menaikkan batas utang, itu akan menyebabkan kesulitan besar bagi keluarga Amerika, membahayakan posisi kepemimpinan global kita, dan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan kita mempertahankan kepentingan keamanan nasional kita,” jelas Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas