Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Faktor Inilah Yang Membuat Tingkat Kelahiran Semakin Menurun di Jepang

Ternyata ada 5 faktor kuat yang membuat tingkat kelahiran semakin menurun di Jepang.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in 5 Faktor Inilah Yang Membuat Tingkat Kelahiran Semakin Menurun di Jepang
Richard Susilo
Haruka Sakamoto, Senior Fellow, The Tokyo Foundation untuk Policy Research & Associate 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ternyata ada 5 faktor kuat yang membuat tingkat kelahiran semakin menurun di Jepang.

Sedangkan bagi-bagi uang subsidi oleh pemerintah Jepang bukanlah jaminan utama bisa meningkatkan kelahiran.

"Ada lima faktor sesungguhnya yang membuat tingkat kelahiran di Jepang semakin menurun dan bagi-bagi uang subsidi pemerintah bukanlah menjamin peningkatan kelahiran di Jepang," ungkap Haruka Sakamoto, Senior Fellow, The Tokyo Foundation untuk Policy Research & Associate sore ini (7/6/2023).

Lima faktor tersebut menurutnya adanya perubahan nilai-nilai kehidupan saat ini khususnya di kalangan generasi muda.

Misalnya pemikiran sudah enak hidup saat ini, mengapa mesti direpotkan lagi dengan menikah isteri apalagi punya anak.

Bahkan, sebagai faktor kedua adalah pernikahan dan yang namanya Cinta itu, apalagi sampai menikah, bagi generasi muda  Jepang saat ini dianggap hanya sebagai hambatan dan menyusahkan dirinya saja.

Berita Rekomendasi

Lalu apa hal ketiga?

"Diversifikasi hiburan yang sangat beragam saat ini, termasuk internet dan media sosial, semakin membuat anak muda Jepang malas untuk menikah apalagi punya anak."

Hal keempat adalah semakin tingginya pendidikan wanita di Jepang ternyata semakin menurunkan tingkat kelahiran anak.

Satu lagi hal kelima yang paling menarik pula, tambah Haruka, adalah tingkat kesejahteraan seseorang.

"Semakin miskin keluarga itu ternyata semakin banyak anak dimiliki di Jepang. Ini cukup menarik dan tampaknya pemerintah Jepang seolah banyak membantu kalangan tersebut dengan bagi-bagi uang subsidi kepada masyarakatnya."

Namun dari segi efektivitas kelahiran, bagi-bagi uang subsidi tersebut kurang efektif, "Bukan berarti saya menentang bagi-bagi uang itu, memang juga mungkin perlu. Tapi bukan berarti akan meningkatkan jumlah kelahiran dengan menerima uang," tekannya lebih lanjut.

Kepada Tribunnews.com Haruka juga menekankan perlunya pendekatan dari bawah (grass-root) untuk semakin meningkatkan tingkat kelahiran di Jepang.

"Pendekatan dari sekeliling kita dari bawah, meningkatkan kepercayaan diri,  sangatlah penting untuk semakin meningkatkan motivasi wanita agar bisa meningkatkan jumlah kelahiran."

Sedangkan gerakan LGBT saat ini Haruka meminta maaf karena belum memiliki datanya sehingga tak bisa menjelaskan pengaruhnya terhadap penurunan angka kelahiran di Jepang.

"Namun pada umumnya sebenarnya keinginan untuk menikah di Jepang mungkin tidak banyak berubah di bandingkan masa lalu. Hanya saja permasalahan yang ada sekarang mungkin lebih kompleks sehingga orang semakin banyak memikirkan dampak dari memiliki anak di masa kini di Jepang."

Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz  Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas