AS – China Batal Perang, Amerika Utus Anthony Blinken Untuk Perbaiki Hubungan Dengan Xi Jinping
Antony Blinken dilaporkan tengah menjajaki perbincangan dengan Presiden China Xi Jinping untuk membahas hubungan kerjasama antara AS dan China
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dilaporkan tengah menjajaki perbincangan dengan Presiden China Xi Jinping untuk membahas hubungan kerjasama antara AS dan China yang sempat memanas, Senin (19/6/2023).
Kunjungan Blinken ke China menjadi pertama kalinya yang dilakukan Amerika Serikat sejak Joe Biden menjabat sebagai presiden, tepatnya pada Januari 2021.
“Saya datang ke Beijing untuk memperkuat saluran komunikasi tingkat tinggi, untuk memperjelas posisi dan mengeksplorasi kerjasama sama untuk menyelaraskan tantangan transnasional bersama,” kata Blinken.
Baca juga: China Kritik Keras Rencana Uni Eropa Blokir Semua Teknologi Huawei
Dalam pertemuan tersebut Blinken mengaku bahwa pihaknya diutus pemerintah AS untuk membangun saluran komunikasi yang terbuka serta memastikan persaingan strategis antara kedua negara
Dengan begini gejolak panas yang belakangan mengancam hubungan Amerika dan China, akibat tragedi balon mata-mata China yang melintas di wilayah udara AS dapat mereda.
Sehari sebelum menemui Xi Jinping, Blinken diketahui telah lebih dulu bertemu dengan Penasihat Negara sekaligus Menteri Luar Negeri China Qin Gang, dan diplomat senior Wang Yi.
Melansir dari CNN International, kunjungan tertutup yang digelar AS dan China selama 30 menit dilakukan untuk memperbaiki hubungan geopolitik serta membatalkan sanksi - sanksi perdagangan antara antara Washington dengan Beijing.
Termasuk larangan tarif impor miliaran dolar untuk produk-produk buatan China, serta pembatasan ekspor chip memori komputer yang dijual oleh Micron, produsen AS terbesar.
“Kita harus membalikkan spiral ke bawah hubungan China-AS, mempromosikan kembali ke jalur yang sehat dan stabil, dan bersama-sama menemukan cara yang tepat bagi China dan Amerika Serikat untuk hidup berdampingan di era baru,” kata pejabat tinggi China Wang Yi.
Sebelum kunjungan digelar, hubungan Amerika dan China diketahui telah lama memanas. Keduanya bahkan kerap melakukan konfrontasi yang memicu terjadinya peperangan.
Baca juga: Indonesia dan Negara Muslim Diharap Ambil Tindakan Atas Program Sinicization di China
Diantaranya seperti baru – baru ini kapal perang USS Milius milik Armada ke-7 Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang secara mengejutkan berlayar melintasi Selat Taiwan pada April lalu.
Angkatan Laut AS, menjelaskan kehadiran kapal perangnya di perairan Taiwan hanyalah transit rutin. Terlebih wilayah perairan Taiwan merupakan bagian dari jalur Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Sehingga negara manapun bebas melewati jalur navigasi internasional tersebut.
Akan tetapi tindakan yang dilakukan AS dinilai pemerintah China sebagai bentuk ancaman. China memandang Taiwan sebagai bagian dari.
Hal tersebutlah yang kemudian membuat pemerintah China khawatir apabila kunjungan kapal Amerika dapat mendorong terjadinya tindakan separatisme. Hingga pemerintah China berulang kali melakukan gertakan dengan mengirimkan angkatan perangnya ke wilayah selat Taiwan.