Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Virus Oz yang Buat Seorang Wanita di Jepang Tewas dan jadi Kematian Pertama di Dunia

Kematian pertama akibat virus Oz terjadi di Jepang, tepatnya di Prefektur Ibraki yang melibatkan seorang wanita berusia 70-an.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Mengenal Virus Oz yang Buat Seorang Wanita di Jepang Tewas dan jadi Kematian Pertama di Dunia
National Institute of Infectious Diseases
Sebuah mikrograf elektron dari virus Oz. - Berikut mengenal apa itu virus Oz yang membuat seorang wanita di Jepang meninggal dunia. Kasus kematian wanita tersebut menjadi yang pertama di dunia. 

Untuk mengetahui potensi virus Oz sebagai patogen zoonosis, dilakukan serosurveilans infeksi virus Oz pada mamalia, termasuk manusia di Jepang.

Pertama Kali Terdeteksi Tahun 2018

Ilustrasi virus
Ilustrasi virus (freepik)

Virus Oz pertama kali terdeteksi pada tahun 2018 di kutu keras yang nama akademiknya adalah amblyomma testudinarium, di Prefektur Ehime.

Dikutip dari Japan Times, antibodi untuk virus Oz telah terdeteksi pada hewan liar, seperti kera Jepang, babi hutan, dan rusa di Prefektur Chiba, Gifu, Mie, Wakayama, Yamaguchi, dan Oita.

Baca juga: Para Ahli Peringatkan Virus Flu Burung Berubah dengan Cepat Seiring Tingginya Permintaan Vaksin

Tes darah dari 24 pemburu di Prefektur Yamaguchi juga menemukan bahwa dua dari mereka dinyatakan positif antibodi virus Oz.

Hal ini menunjukkan bahwa mereka mungkin telah terinfeksi di masa lalu, menurut Kementerian Kesehatan Jepang.

Virus Oz sejauh ini belum ditemukan di luar Jepang.

Berita Rekomendasi

Kutu – menampilkan sisik keras dan berukuran sekitar 3 hingga 4 milimeter – berbeda dari kutu yang sering ditemukan di dalam ruangan dan paling sering ditemukan di hutan dan semak-semak.

Karena ini adalah kasus fatal pertama yang dikonfirmasi, sulit untuk menilai tingkat keparahan atau bahaya virus pada saat ini.

Baca juga: Dokter: Ibu yang Terinfeksi HPV Dapat Tularkan Virus pada Bayi

"Kasus ini menunjukkan bahwa virus dapat menyebabkan gejala yang parah termasuk kematian, tetapi deteksi orang dengan antibodi di masa lalu juga menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin tidak mengalami atau hanya menunjukkan gejala ringan," kata pakar patologi infeksi National Institute of Infectious Diseases (NIID), Tadaki Suzuki.

Kementerian mengatakan bahwa tindakan pencegahan terbaik bagi orang-orang adalah menghindari paparan kulit saat berada di area di mana mereka bersentuhan dengan kutu keras.

Disarankan untuk mereka yang berpergian di wilayah semak-semak untuk menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang untuk menghindari gigitan kutu.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas