Serangan Bom Mobil Kartel Narkoba Meksiko, 3 Polisi Terluka
Serangan bom mobil kartel narkoba Meksiko melukai tiga pasukan Garda Nasional, Rabu (28/6/2023).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Serangan bom mobil kartel narkoba Meksiko melukai tiga pasukan Garda Nasional, Rabu (28/6/2023).
Petugas tersebut terluka ketika mendekat ke arah kendaraan saat akan memeriksanya.
Dikutip Al Jazeera, para petugas yang terluka datang sebagai tanggapan atas laporan sebuah mobil diparkir dan tampak ada mayat di dalamnya.
Saat mereka mendekat, kendaraan itu meledak, petugas pun terpelanting.
Tidak ada informasi langsung tentang kondisi yang terluka, meskipun setidaknya tiga orang menderita luka parah yang memerlukan rawat inap.
Pada Kamis (29/6/2023), Garda Nasional menerangkan bahwa ledakan itu terjadi di Kota Calaya, negara bagian Guanajuato, yang merupakan wilayah kartel narkoba Jalisco dan Santa Rosa de Lima yang sudah lama berkonflik.
Baca juga: 3 Pembangkit Listrik Jepang Bentuk Kartel, Dikenakan Tambahan Biaya 100 Miliar Yen
Serangan dengan bom mobil menargetkan korban penegak hukum ini menandai meningkatnya konflik antar kartel.
Beberapa pengamat membandingkan serangan kali ini dengan ledakan bom mobil pada 2010 yang menewaskan tiga orang di Ciudad Juarez.
Kartel narkoba Meksiko telah menggunakan alat peledak improvisasi secara sporadis selama dua dekade terakhir.
Tapi analis keamanan Guanajuato David Saucedo mengatakan bom mobil kemarin tampaknya merupakan perkembangan ke dalam tindakan gaya teroris.
“Ini adalah tindakan berdampak tinggi yang berupaya menciptakan teror pada penduduk dan menciptakan liputan besar-besaran di media dan media sosial,” kata Saucedo.
“Serangan dengan bom mobil memungkinkan geng menimbulkan korban di antara saingan mereka tanpa risiko. Membuat bom semacam itu murah dan berisiko rendah," lapor ABC News.
Ledakan Rabu terjadi saat pencarian besar-besaran berlanjut untuk 16 pegawai negeri yang diculik di bawah todongan senjata oleh tersangka anggota geng narkoba pada Selasa di negara bagian selatan Chiapas.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)