Paus Fransiskus Kecam Pembakaran Al-Qur'an di Swedia
Sri Paus menyebut tindakan tersebut sebagai "aksi menjijikkan" dan meminta penistaan kitab suci tidak dibiarkan dengan dalih kebebasan berekspresi.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN - Pemimpin gereja Katolik sekaligus kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus turut mengecam aksi pembakaran Al-Qur'an yang terjadi di Stockholm, Swedia pada pekan lalu.
Sri Paus menyebut tindakan tersebut sebagai "aksi menjijikkan" dan meminta penistaan kitab suci tidak dibiarkan dengan dalih kebebasan berekspresi.
Hal tersebut disampaikan Paus Fransiskus ketika diwawancara media Uni Emirat Arab, Al-Ittihad. Paus Fransiskus tegas menentang aksi pembakaran Al-Qur'an dalam wawancara tersebut.
"Saya merasa marah dan jijik dengan aksi ini," kata Paus Fransiskus kepada Al-Ittihad sebagaimana dikutip Vatican News, Senin (3/7/2023).
"Setiap kitab yang dianggap suci harus dihormati untuk menghargai pengimannya dan kebebasan berekspresi tidak boleh dijadikan dalih untuk menghina pihak lain. Dan pembiaran atas hal ini harus ditolak dan dikecam," lanjutnya.
Baca juga: Pimpinan MPR RI Kecam Keras Pembakaran Alquran di Swedia
Dunia Islam geger usai Salwan Momika, seorang warga Irak, melakukan aksi menginjak-injak Al-Quran dan membakar beberapa halamannya di depan sebuah masjid di Stockholm.
Aksi ini dilakukan Salwan usai politikus Swedia-Denmark, Rasmus Paludan juga membakar Al-Qur'an di Stockholm.
Berbagai pihak mengecam Swedia yang mengizinkan aksi pembakaran Al-Qur'an dilakukan.
Sejumlah negara terutama yang berpopulasi mayoritas muslim pun memanggil dubes Swedia terkait kejadian ini.
Pada Minggu (2/7), setelah didesak Organisasi Konferensi Islam (OKI), Stockholm mengecam aksi bakar Al-Qur'an yang diizinkannya.
Swedia menganggap aksi tersebut sebagai bentuk "Islamofobia."
Rencana pembakaran Al-Quran di Swedia ini telah menimbulkan protes pada beberapa bulan terakhir.
Polisi Swedia sebelumnya menolak permintaan protes serupa, tetapi pengadilan kemudian memutuskan mereka harus diizinkan atas dasar kebebasan berekspresi.
Pemerintah Swedia sendiri kemudian mengecam pembakaran Al-Quran tersebut.
Insiden pembakatran Al-Quran itu juga memicu ribuan demonstran Irak menyerbu Kedutaan Besar Swedia di negara itu.
Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson mengutuk penyerbuan itu, tetapi juga menegaskan ini waktunya bagi Swedia merefleksikan identitasnya.