Eks Presiden Rusia Medvedev: Perang di Ukraina Bisa Cepat Selesai jika NATO Tak Pasok Senjata
Eks Presiden Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan perang di Ukraina bisa cepat selesai jika NATO tidak memasok senjata ke Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengutarakan pendapatnya soal perang di Ukraina yang mungkin akan segera selesai jika NATO berhenti memasok senjata.
Dmitry Medvedev, yang kini menjabat sebagai Wakil Dewan Keamanan Rusia, menilai peran Amerika Serikat (AS) yang mendorong sekutu NATO-nya untuk membantu Ukraina adalah penyebab perang bisa berlangsung lama.
"Di NATO, terutama AS dan pengikutnya, menghentikan pengiriman senjata dan amunisi ke Ukraina, operasi militer khusus akan berakhir dalam beberapa bulan," kata Dmitry Medvedev kepada wartawan TASS, Rabu (5/7/2023).
"Dan jika mereka menghentikan pengiriman senjata mereka sekarang, maka operasi khusus akan berakhir hanya dalam beberapa hari," lanjutnya.
Menurutnya, semua perang bisa berhenti dengan cepat dengan perjanjian damai maupun cara ofensif seperti yang dilakukan AS pada Perang Dunia II.
"Sebenarnya perang apa pun, bahkan Perang Dunia, bisa berhenti dengan sangat cepat," katanya.
Baca juga: Ukraina Serang Rusia di Donetsk, 1 Orang Tewas dan 41 Lainnya Terluka di Kota Makiivka
Ia lalu menyebutkan contoh berakhirnya perang pada Perang Dunia II.
"(perang akan berakhir-red) Entah jika perjanjian damai ditandatangani atau jika seseorang melakukan apa yang dilakukan AS pada tahun 1945, ketika AS menggunakan senjata nuklir dan mengebom Hiroshima dan Nagasaki di Jepang," katanya memberikan contoh.
"Mereka (pihak Perang Dunia II-red) memang telah mengakhiri kampanye perang saat itu, dengan biaya nyawa hampir 300.000 warga sipil," lanjutnya.
Rusia Bisa Perpanjang Perang untuk Cegah Ukraina Gabung NATO
Baca juga: Berkongsi di Bisnis Minyak, Arab Saudi Makin Mesra dengan Rusia
Selain itu, Dmitry Medvedev juga menyoroti niat Ukraina yang ingin bergabung NATO dan berharap diundang di KTT NATO di Vilnius.
Menurutnya, Rusia tidak akan membiarkan Ukraina bergabung dengan NATO.
"Rusia terancam oleh potensi Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Kami akan menghentikannya dengan cara apa pun," kata Dmitry Medvedev kepada Rossiyskaya Gazeta, Minggu (2/7/2023).
Rusia mungkin akan memperpanjang perang untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO, karena salah satu syarat menjadi anggota NATO adalah negara tersebut tidak sedang berperang.