13 Negara Minta Bertemu Menlu Indonesia di Sela-sela AMM ke-56 Jakarta, Ada China dan Inggris
Rangkaian pertemuan ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Conference (AMM/PMC) ke 56 akan dilakukan di Jakarta pada 11-14 Juli 2023.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rangkaian pertemuan ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Conference (AMM/PMC) ke 56 akan dilakukan di Jakarta pada 11-14 Juli 2023.
Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi menerima 13 permintaan pertemuan bilateral di sela-sela penyelenggaraan 56th AMM/PMC.
Retno mengatakan Indonesia akan menggunakan lusa untuk pertemuan bilateral dan trilateral.
"Sejauh ini adalah 13 (permintaan pertemuan bilateral). Tapi sekali lagi, 13 ini masih sangat dinamis, terkadang di satu waktu tidak bisa ketemu, karena nggak cocok dan sebagainya. Tapi kita sudah menerima permintaan 13 bilateral meeting," kata Retno saat ditemui di Media Center AMM/PMC, Senin (10/7/2023).
Baca juga: Menlu RI: Pertemuan Menlu ASEAN di Jakarta Akan Hasilkan 12 Dokumen
Retno mengatakan beberapa negara yang meminta pertemuan bilateral di antaranya New Zealand, RRT, Timor Leste, India, Jepang, Uni Eropa, Inggris.
AMM akan dimulai dengan 3 pertemuan besar pada Selasa (11/7/2023).
Menlu mengatakan apa yang akan Indonesia bahas adalah ASEAN yang bermain sebagai sentral pertumbuhan dan kontributor dalam perdamaian dan stabilitas di regional.
"Pertemuan pertama adalah pertemuan Commission of the Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone, kemudian pertemuan interface kita ASEAN, dengan ASEAN Intergovernmental Commission on Human Right Representative, kemudian pertemuan terakhir dalam ASEAN adalah AMM ke 56 dalam format plenary," kata Retno.
Menlu mengatakan lebih dari lima dekade, Asia Tenggara tetap dikenal sebagai kawasan yang damai dan stabil.
Karena memiliki stabilitas dan kedamaian tersebut, Asia Tenggara bisa mencapai kesejahteraan.
"Lihat pertumbuhan ekonomi di asia tenggara di Asia, pertumbuhan ekonomi ASEAN selalu jadi penopang dari pertumbuhan perekonomian dunia. Jadi, pertumbuhan ekonomi ini dan kesejahteraan ini bisa tercipta dengan adanya stabilitas dan perdamaian. Dan ASEAN made it so far. Jadi kami akan lanjutkan peran ASEAN sebagai kontributor/ lokomotif dari perdamaian dan kesejahteraan di regional," ujarnya.