Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kekuatan Putin Diisukan Melemah, Rusia Luncurkan Uji Coba Pesawat Bomber Supersonik Terbaru

Angkatan perang Rusia dilaporkan tengah melakukan uji coba peluncuran pesawat bomber supersonic terbaru yang dinamai White Swan, pada Minggu

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kekuatan Putin Diisukan Melemah, Rusia Luncurkan Uji Coba Pesawat Bomber Supersonik Terbaru
The Avionistist
Pesawat tanker Ilyushin Il-78 sedang mengisi bahan bakar bomber Tupolev Tu-160 Rusia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Angkatan perang Rusia dilaporkan tengah melakukan uji coba peluncuran pesawat bomber supersonic terbaru yang dinamai White Swan, pada Minggu (9/7/2023).

“Uji coba pesawat pengebom Tu-160 White Swan dilakukan oleh Kementerian Pertahanan Rusia dan perusahaan kedirgantaraan milik pemerintah Rusia, United Aircraft Corporation untuk memperkuat pondasi militer Rusia,” jelas sumber yang mengetahui masalah itu.

Berbeda dari pesawat pengebom lainnya, Tu-160 didesain dengan model sayap yang mampu berubah posisi selama penerbangan berlangsung, tak hanya itu pesawat supersonic ini juga dirancang agar mampu mengangkut 12 rudal jelajah berkemampuan nuklir sekaligus seperti Kh-55.

Baca juga: Peringati Hari ke-500 Invasi Rusia, Zelensky: Terima Kasih Semua Orang yang Berjuang untuk Ukraina

Agar dapat menyerang sasaran jarak jauh di daerah terpencil, Rusia memodifikasi pesawat pengebom ini dengan menyematkan sistem persenjataan yang canggih lengkap beserta peralatan peperangan elektronik dan sistem avionik.

Untuk jangkauannya pesawat yang dapat ditumpangi empat awak itu dilaporkan dapat mengudara hingga ketinggian 12.550 kilometer.

Rusia sendiri diketahui memiliki sembilan pesawat Tu-160 untuk memperkuat basis militernya. Serta menangkis isu terkait melemahnya kekuatan militer Putin pasca adanya pemberontakan tentara bayaran Wagner Group pada awal akhir Juni lalu.

Berita Rekomendasi

Mengutip dari Newsweek, kerusuhan yang disebabkan oleh tentara bayaran Rusia Wagner Group bermula setelah Kepala Staf Umum Militer Rusia Valery Gerasimov bersekongkol dengan angkatan bersenjata reguler Rusia untuk menunda pengiriman pasokan senjata dan sejumlah amunisi yang dibutuhkan tentara-tentara bayaran Wagner selama di medan perang

Tak hanya itu Gerasimov juga dituduh telah melakukan serangan diam – diam terhadap unit Wegner, hingga menewaskan sekitar 2 ribu anak buah tentara bayaran. Hal itu yang kemudian membuat Prigozhin geram dan bersumpah membalas dendam dengan menyerbu Moskow.

Imbas kerusuhan tersebut Dinas Intelijen Federal Rusia (FSB) mendakwa Prigozhin dan pengikutnya terkait menyulut pemberontakan bersenjata dan upaya penggulingan kepemimpinan militer Rusia dengan hukuman maksimal 12-20 tahun penjara, seperti yang dikutip dari Nikkei Asia.

Baca juga: Rencanakan Kudeta Berdarah, AS Pimpin NATO Gunakan Ukraina sebagai Boneka Lawan Rusia

Namun pasca dijatuhi hukuman serangan Wagner kian menggila, Prigozhin dan pasukannya dilaporkan membakar depot tangki bahan bakar di Voronezh, hingga lebih dari 100 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kobaran api.

Banyak pihak menilai pemberontakan Wagner menjadi pertanda bahwasannya kekuasaan Putin kini mulai mengalami pelemahan. Khawatir kasus Wagner bisa membuat para musuh menilai rezim Putin lemah. Rusia akhirnya kembali meluncurkan uji coba lanjutan untuk proyek tempur terbarunya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas