PM Jepang Inginkan Bangsanya Lebih Aktif Dalam Manajemen Asset Berinvestasi
PM Jepang Fumio Kishida belum lama ini berusaha mengaktifkan rakyatnya agar terlibat lebih aktif lagi dalam manajemen asset dalam berinvestasi
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - PM Jepang Fumio Kishida belum lama ini berusaha mengaktifkan rakyatnya agar terlibat lebih aktif lagi dalam manajemen asset dalam berinvestasi. Hal itu pun menjadi trendi di Jepang saat ini.
Berapa orang dapat berinvestasi di Jepang untuk membentuk hal tersebut?
"Pemerintahan Fumio Kishida menyatakan dalam "Kebijakan Dasar" pada bulan Juni bahwa kini kita bertujuan untuk menjadi negara manajemen aset dengan menunjukkan masalah struktural perekonomian lebih baik lagi," ungkap sumber Tribunnews.com Senin (10/7/2023).
Untuk membuka 2.000 triliun yen dalam aset keuangan rumah tangga dan mewujudkan tujuan menjadi 'negara pengelola aset' yang berkontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan, maka Kebijakan Dasar yang menyatakan bahwa "peningkatan pendapatan aset keuangan serta pendapatan upah untuk rumah tangga sangat penting," menjadi target usaha terpenting saat ini.
Selain itu juga menaikkan batas iDeCo (pensiun kontribusi pasti tipe individu) dan memperluas NISA (sistem pembebasan pajak investasi kecil), maka dibutuhkan dan perlu melakukan "reformasi drastis" perusahaan manajemen aset, tambahnya.
Menurut survei Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang baru-baru ini, jumlah rata-rata tabungan rumah tangga dengan dua orang atau lebih pada tahun 2022 adalah 19,01 juta yen (per tahun).
Namun, sekitar dua pertiga rumah tangga berada di bawah rata-rata. Ada juga survei yang menunjukkan bahwa 26,9 persen rumah tangga Jepang tidak memiliki aset keuangan, yaitu rumah tangga dengan "tabungan nol", dan 10,6 persen rumah tangga dengan kurang dari 1 juta yen (Data dari Central Council for Financial Information Information Survey on Household Financial Behavior ).
Wajar jika banyak orang berpikir bahwa bahkan jika mereka mengatakan bahwa Jepang adalah "negara pengelola aset" dalam situasi seperti itu.
"Dengan demikian apakah memang masyarakat Jepang bisa segera membangkitkan manajemen asetnya dalam situasi perekonomiannya saat ini?" papar sumber itu mempertanyakan hal itu lebih lanjut.
Namun satu yang jelas, tabungan masyarakat Jepang memang besar sekali saat ini. Tunai disimpan di banknya sendiri diperkirakan sekitar 700 triliun yen. Ditambah lagi yang ada di bank pos (kantorpos) juga ada sekitar 700 triliun yen.
Tidaklah heran bila hutang pemerintah Jepang besar sekali ratusan triliun yen saat ini, namun 90 persen berputar di masyarakat Jepang, membuat keadaan perekonomian Jepang tetap stabil karena masyarakatnya sendirilah yang memegang obligasi pemerintahnya.
"Tinggal bagaimana memanfaatkan aset aset yang ada itu sebaik mungkin saat ini sehingga bisa ikut menggairahkan perekonomian Jepang pula secara bersama-sama."
Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.