Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua ketika KTT NATO Tengah Berlangsung
Korea Utara kembali meluncurkan rudal balistik antarbenua ketika KTT NATO tengah berlangsung. Rudal balistik ini jatuh di perairan Jepang.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Arif Fajar Nasucha
![Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua ketika KTT NATO Tengah Berlangsung](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/icbm-korut-pyongyang-kim-jong-un-februari-2023.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Jepang melaporkan Korea Utara kembali meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) pada Rabu (12/7/2023) pagi.
Rudal balistik milik Korea Utara ini jatuh di wilayah perairan Jepang.
"Korea Utara menembakkan rudal balistik tak dikenal ke Laut Timur," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, dikutip dari DW.
Penjaga Pantai dan Kementerian Pertahanan Jepang juga membuat pernyataan serupa.
Penjaga Pantai Jepang mengatakan, rudal ICBM tampaknya mendarat sekitar 550 kilometer timur semenanjung Korea sekitar pukul 11.13 waktu setempat.
Peluncuran rudal balistik ini terjadi ketika KTT NATO sedang berlangsung.
Baca juga: Populer Internasional: KTT NATO 2023 - Kecelakaan Helikopter di Gunung Everest Nepal, 6 Orang Tewas
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida akan bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di sela-sela KTT NATO.
Militer Korea Selatan mengatakan bahwa itu adalah rudal jarak jauh.
Rudal itu terbang selama 74 menit ke ketinggian 6.000 km dan jangkauan 1.000 km, lapor TV Asahi, mengutip seorang pejabat pertahanan Jepang.
Peluncuran itu adalah yang pertama dilakukan Korea Utara sejak 15 Juni, ketika mengirim dua rudal balistik ke ZEE Jepang di perairan Prefektur Ishikawa.
Dikutip dari Japan Times, peluncuran ini semakin meningkatkan ketegangan setelah peluncuran satelit yang gagal pada akhir Mei.
Baca juga: Korea Utara Kirim Perwakilan, Penuhi Undangan Indonesia pada Pertemuan Menlu di Jakarta
Korut telah berjanji untuk melakukan peluncuran satelit kedua secepat mungkin.
Juru bicara pemerintah Jepang mengutuk peluncuran tersebut, menambahkan bahwa langkah Kementerian Pertahanan untuk menembak jatuh setiap rudal atau puing-puing yang mengancam wilayah Jepang belum diaktifkan.
Langkah itu diberlakukan setelah percobaan peluncuran satelit.
"Korea Utara telah secara konsisten menunjukkan bahwa mereka bekerja untuk memperkuat kemampuan nuklir dan misilnya, dan kami percaya bahwa mereka dapat terus meluncurkan berbagai jenis misil, melakukan uji coba nuklir, dan terlibat dalam provokasi lain di masa mendatang," kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno.
Bentuk Protes Korut
![Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyetujui persiapan akhir peluncuran satelit pengintai militer.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kim-jong-un-presiden.jpg)
Peluncuran pada hari Rabu ini, datang beberapa hari setelah retorika panas dari Pyongyang yang memperingatkan AS untuk menghentikan patroli udaranya dan proposal kapal selam nuklir untuk mengunjungi perairan Korea.
Pada hari Senin, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo-jong, menuduh pesawat pengintai AS melanggar wilayah udara Korea Utara.
Baca juga: Partai Buruh Korea Utara: Peluncuran Satelit Militer yang Jatuh ke Laut Bentuk Kegagalan Terbesar
Dia mengatakan jika penerbangan seperti itu dilanjutkan, akan ada konsekuensi yang "mengejutkan".
Dikutip dari BBC, pakar Korea Utara di Universitas Ewha Seoul, Prof Leif-Eric Easley mengatakan, retorika semacam ini masuk ke dalam pola Pyongyang.
"Mereka meningkatkan ancaman eksternal untuk menggalang dukungan domestik dan membenarkan uji coba senjata," kata Prof Leif-Eric Easley.
Dia menambahkan Pyongyang sering mengatur peluncuran untuk "mengganggu apa yang dianggapnya sebagai koordinasi diplomatik terhadapnya".
Terlepas dari sanksi PBB, Kim Jong-Un telah berulang kali berjanji untuk meningkatkan produksi hulu ledak nuklir negaranya dan pengembangan senjata yang lebih kuat.
Analis memperkirakan perangkat keras Korea Utara terbaru akan dipamerkan pada akhir Juli ketika negara itu merayakan peringatan gencatan senjata Perang Korea, yang dikenal di negara itu sebagai Hari Kemenangan.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.