Bukannya Ukraina, Rusia Malah Menargetkan Tank Barat di Medan Perang
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengungkapkan, tank dan persenjataan dari Barat menjadi target prioritasnya saat ini di medan perang.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan saat ini target prioritas untuk pasukan Rusia di Ukraina adalah tank dan persenjataan buatan Barat.
Putin dalam komentarnya di sebuah televisi pada Kamis (13/7/2023) juga menegaskan bahwa keanggotaan Ukraina di NATO akan mengancam keamanan Rusia.
Dikutip dari Al Jazeera, sementara untuk penyediaan persenjataan dari Barat, hanya akan meningkatkan ketegangan global lebih jauh.
Selain itu, kata Putin, bila Barat terus menyediakan senjata ke Ukraina akan memperpanjang konflik yang sudah ada.
Ketika ditanya tentang keputusan Prancis untuk memasok Ukraina dengan rudal jelajah jarak jauh, Putin mengatakan akan hanya ada kerusakan.
"Ya, mereka menyebabkan kerusakan, tetapi tidak ada yang kritis terjadi di zona perang dengan penggunaannya," kata Putin.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-506: Ukraina Tembak Jatuh Drone Shahed yang Diluncurkan Rusia
Maka dari itu, target pasukan Rusia di medan perang Ukraina saat ini adalah tank buatan luar negeri.
Komentar Putin muncul ketika Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Rusia telah kalah perang di Ukraina.
Biden juga menyatakan harapan bahwa serangan balasan yang sedang berlangsung oleh pasukan Ukraina akan mendorong Moskow ke meja perundingan.
"Putin sudah kalah perang. Putin memiliki masalah nyata," kata Biden.
"Tidak ada kemungkinan dia memenangkan perang di Ukraina," lanjutnya.
Baca juga: Menlu Rusia Sergey Lavrov Foto dengan Wartawan Saat Hadiri PMC ASEAN di Jakarta
Munisi Tandan Tiba di Ukraina
Munisi tandan buatan Amerika Serikat yang kontroversial, akhirnya telah tiba di Ukraina.
Untuk diketahui, munisi tandan adalah kelas senjata termasuk roket, bom, rudal, dan proyektil artileri yang pecah di udara dan menyebarkan amunisi yang lebih kecil di area yang luas.
Kedatangan munisi tandan ke Ukraina ini telah dikonfirmasi oleh seorang jenderal Ukraina dan Pentagon.
Baca juga: ASEAN Minta Rusia Aksesi Protokol Traktat Nuklir SEANWFZ Secepatnya
"Kami baru saja mendapatkannya, kami belum menggunakannya, tetapi itu dapat mengubah (medan perang) secara radikal," kata Birgjen Oleksandr Tarnavsky kepada CNN.
Pada Kamis sore, Pentagon mengonfirmasi keberadaan amunisi di negara tersebut, dengan mengatakan "Ada munisi tandan di Ukraina saat ini".
"Musuh juga memahami bahwa dengan mendapatkan amunisi ini, kami akan mendapat keuntungan."
"Rusia berpikir bahwa kami akan menggunakannya di semua area depan. Ini sangat salah. Tapi mereka sangat khawatir," tambah Tarnavsky.
Banyak orang heran dengan pengiriman munisi tandan ini karena sudah dilarang di lebih dari 100 negara.
Baca juga: Ribuan Orang Ukraina Disiksa dan Dipaksa Gali Parit dengan Berseragam Militer Rusia
Pasukan Ukraina, yang berjuang untuk setiap jengkal wilayah yang direbut oleh pasukan Rusia selama 504 hari terakhir, bersyukur di tengah rendahnya pasokan peluru artileri standar 155mm.
Pejabat tinggi telah berusaha meredakan kekhawatiran.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin mengatakan kepada CNN bahwa Ukraina hanya akan menggunakan munisi tandan di "tempat yang sesuai".
Kyiv telah berkomitmen "secara tertulis" untuk memastikan bahwa amunisi ini tidak digunakan di daerah berpenduduk, tambah Austin.
"Mereka akan mencatat tempat-tempat yang mereka gunakan dan mereka akan memprioritaskan upaya pembersihan ranjau," katanya.
(Tribunnews.com/Whiesa)