Sejumlah Negara ASEAN Protes Terkait Kebijakan Deforestasi Uni Eropa
ASEAN prihatin pemberlakuan EU Deforestation Regulation atau kebijakan deforestasi Uni Eropa yang dianggap hambat masuknya produk ASEAN ke pasar EU.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah negara ASEAN menyampaikan keprihatinan pemberlakuan EU Deforestation Regulation atau kebijakan deforestasi Uni Eropa (UE) yang dianggap menghambat masuknya produk negara ASEAN ke pasar UE.
Kebijakan ini juga turut dibahas dalam pertemuan ASEAN - Uni Eropa Post Ministerial Conference (PMC), Kamis (13/7/2023), di Jakarta.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyerukan ASEAN dan Uni Eropa terus membangun kerjasama yang inklusif di berbagai bidang, namun saling menguntungkan.
“Kami berharap Uni Eropa dapat menerapkan paradigma kolaborasi inklusif. Ini adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran,” ujar Menlu Retno.
Menlu Retno menyampaikan bahwa ASEAN dan Uni Eropa memiliki banyak potensi besar.
Kedua organisasi sama-sama menjadi mitra perdagangan terbesar ketiga.
Keduanya juga memiliki ekonomi yang terintegrasi dengan 450 juta konsumen di Uni Eropa dan 650 juta konsumen di ASEAN.
Ia menekankan bahwa potensi tersebut tidak boleh dibatasi oleh kebijakan hambatan perdagangan.
“Potensi-potensi tersebut tidak boleh dibatasi dengan adanya kebijakan hambatan perdagangan seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR) dan European Union Enforcement Regulation (EUER),” tegas Menlu Retno.
Baca juga: Perundingan Dagang, Uni Eropa Minta Indonesia Terbuka dalam Belanja Pemerintah
Menurutnya, kedua pihak harus mencari solusi bersama melalui mekanisme ASEAN - UE seperti Joint Working Group on Palm Oil.
Di samping itu, ASEAN dan Uni Eropa juga harus memperkuat kemitraan strategis yang berbasis pada prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan.
“Indonesia berharap kerja sama strategis ASEAN - UE dapat diperkuat dengan berlandaskan pada prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan,” jelas Menlu Retno.
High Representative for Foreign Affairs and Security Policy/Vice-President of the Commission (HRVP) Joseph Borell mengakui peran ASEAN sebagai pemain kunci global di abad ini, terutama di tengah rivalitas dan krisis global yang berlangsung.
Baca juga: Hindari Ketergantungan dari Cina, Jepang Ingin Tingkatkan Hubungan dengan Uni Eropa
Untuk diketahui, kebijakan bebas deforestasi Uni Eropa atau EU Deforestation-Free Regulation (EUDR) ini merupakan legislasi baru yang melarang komoditas dan turunannya yang termasuk ke dalam ruang lingkup EUDR.
Beberapa di antaranya seperti minyak sawit, ternak, kedelai, kopi, cokelat, kayu dan karet, untuk diperdagangkan dari dan ke Uni Eropa jika komoditas tersebut dihasilkan dari lahan deforestasi.
Pertemuan Menlu ASEAN dan Uni Eropa di Jakarta juga mendorong penyelesaian ASEAN – EU Free Trade Agreement.