Afrika Selatan: Menangkap Putin adalah Deklarasi Perang dengan Rusia, Ini Berisiko Bagi Kami
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan menangkap Vladimir Putin adalah deklarasi perang dengan Rusia. Hal ini berisiko bagi negaranya.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
![Afrika Selatan: Menangkap Putin adalah Deklarasi Perang dengan Rusia, Ini Berisiko Bagi Kami](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-rusia-vladimir-putin-dan-presiden-afrika-selatan-cyril-ramaphosa-75765.jpg)
Selain itu, ICC tidak boleh melanjutkan dengan meminta penangkapan jika ini mengharuskan negara untuk melanggar aturan internasional tentang kekebalan diplomatik.
Rusia Belum Pastikan Kehadiran Putin di Afrika Selatan
![Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan prajurit di Kremlin di Moskow pada 27 Juni 2023.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-rusia-vladimir-putin-utt87.jpg)
Baca juga: Balas Surat Penangkapan Vladimir Putin, Kremlin Selidiki Jaksa ICC Karim Khan
Sementara Kremlin mengatakan pada Jumat (14/7/2023), Putin belum memutuskan apakah dia akan menghadiri pertemuan itu secara langsung atau berpartisipasi dari jarak jauh.
Kepala negara anggota BRICS lainnya, termasuk China, Brasil, dan India, diharapkan hadir.
“Format (partisipasi Putin dalam KTT BRICS) belum sepenuhnya ditentukan. Diskusi sedang berlangsung,” kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin kepada wartawan pada Jumat (14/7/2023), dikutip dari RT.
"Ketika keputusan akhir dibuat, kami akan memberitahu semua orang tentang hal itu," katanya.
Sebelumnya, pada Selasa (11/7/2023), Wakil Presiden Afrika Selatan, Paul Mashatile, mengatakan kepada outlet lokal Mail dan The Guardian, pemerintah Afrika Selatan menyarankan agar Rusia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov di KTT BRICS, bukan Putin.
"Rusia tidak senang dengan itu, mereka ingin seluruh delegasi mereka datang, dipimpin oleh dia (Putin),” kata Paul Mashatile.
Ia mengatakan, diskusi antara Afrika Selatan dan Rusia sedang berlangsung.
![Komisaris Hak Anak Rusia Maria Lvova-Belova mengadakan konferensi pers tentang aktivitas di wilayah Ukraina yang direbut di Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow pada 4 April 2023.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/komisaris-hak-anak-rusia-maria-lvova-belova-iji.jpg)
ICC menuduh Vladimir Putin dan komisaris Rusia untuk hak anak, Maria Lvova-Belova, atas pemindahan anak di bawah umur dari zona pertempuran di Ukraina ke wilayah Rusia.
Rusia bukanlah pihak dalam Statuta Roma yang membentuk ICC, dan Kremlin mengatakan ICC tidak memiliki wewenang.
Namun, Afrika Selatan adalah anggota ICC, dan menurut undang-undang ICC, wajib menangkap Putin jika menginjakkan kaki di wilayah anggotanya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia dan Afrika Selatan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.