Ukraina Luncurkan Serangan Drone ke Moskow, AS: Kami Tak Dukung Serangan di Rusia
Ukraina meluncurkan serangan drone di Rusia, Amerika Serikat (AS) mengaku tidak mendukung.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) tidak mendukung serangan pesawat tak berawak atau drone di Moskow, Rusia.
Hal ini disampaikan Gedung Putih sebagai tanggapan terkait dua drone dari Ukraina yang merusak bangunan di Moskow, Senin (24/7/2023).
"Secara umum kami tidak mendukung serangan di dalam Rusia," ujar Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, Senin, dilansir The Guardian.
Pejabat Rusia sebelumnya mengatakan dua drone menabrak bangunan non-perumahan di Moskow pada Senin pagi.
Satu drone disebut jatuh di dekat kementerian pertahanan di pusat kota.
Walikota Moskow, Sergei Sobyanin, mengatakan tidak ada korban jiwa dalam serangan itu.
Baca juga: Pejabat Tinggi Rusia dan China Kunjungi Korea Utara Minggu Ini
Ukraina Akui Lakukan Serangan Drone ke Rusia
Pejabat dari Intelijen Pertahanan Ukraina, bagian dari Kementerian Pertahanan, mengatakan badan tersebut bertanggung jawab atas operasi yang digambarkan Rusia sebagai 'serangan teroris rezim Kiev'.
Pejabat itu berbicara tanpa menyebut nama karena mereka belum menerima izin untuk berbicara secara terbuka tentang insiden tersebut.
Dikutip dari CNN, Menteri Transformasi Digital Ukraina juga mengklaim serangan itu.
Mykhailo Fedorov, yang kementeriannya mengawasi rencana pengadaan 'Tentara Drone' negaranya, mengklaim akan ada lebih banyak serangan yang akan datang.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, dua pesawat tak berawak ditahan oleh alat perang elektronik dan jatuh.
“Pada pagi hari tanggal 24 Juli, upaya rezim Kyiv untuk melancarkan serangan teroris menggunakan dua kendaraan udara tak berawak terhadap fasilitas di wilayah kota Moskow digagalkan,” kata kementerian tersebut di Telegram, Senin.
Baca juga: Maksimalkan Produksi Senjata Khusus, Rusia Kerahkan 16.000 Tenaga Spesialis
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan bahwa pertahanan udara Rusia telah berhasil.
“Semua drone telah dinetralkan hari ini, dan langkah-langkah sedang diambil,” kata Peskov, Senin.
“Mengenai pengembangan alutsista, memastikan pekerjaannya lebih intensif, ini menjadi pertanyaan bagi Kementerian Pertahanan," jelasnya.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia juga menuduh Ukraina meluncurkan 17 pesawat tak berawak ke Krimea yang diduduki Rusia dalam semalam.
Drone telah jatuh oleh pertahanan udaranya, tanpa korban, kata kementerian itu.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Jadi Kuburan Bagi Tentara Bayaran, Sniper Ternama Pun Pilih Pulang Kampung
Serangan yang dilaporkan terjadi setelah rudal Rusia merusak katedral Ortodoks bersejarah di kota pelabuhan Ukraina selatan Odesa, memicu kemarahan dan mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk bersumpah akan melakukan pembalasan.
Serangan Odesa menewaskan satu orang dan melukai beberapa orang lainnya, kata pejabat Ukraina.
Serangan itu juga menghancurkan bangunan bersejarah lainnya.
Kyiv hampir tidak pernah secara terbuka mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di tanah Rusia atau di wilayah yang diduduki Rusia selama perang.
Ukraina membantah terlibat langsung dalam serangan pesawat tak berawak di Moskow pada Mei lalu, yang merusak dua bangunan dan melukai dua orang.
Awal bulan ini, Rusia mengatakan menghancurkan atau menetralkan lima drone Ukraina dalam apa yang digambarkan sebagai serangan 'teroris'.
Baca juga: Presiden Zelensky Ungkap Alasan Gagalnya Serangan Balasan Ukraina ke Rusia
Lalu, pesawat tak berawak Rusia diketahui menyerang infrastruktur pelabuhan Ukraina di sungai Danube pada Senin malam.
Serangan itu menargetkan stok biji-bijian Ukraina, menurut Angkatan Darat Ukraina.
Sebanyak enam orang terluka dalam serangan itu.
Angkatan Darat Ukraina juga mengatakan sebuah hanggar dengan biji-bijian hancur, sementara tangki penyimpanan untuk jenis kargo lainnya rusak.
(Tribunnews.com/Nuryanti)