Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rutin Hubungi Komandan Militer, Vladimir Putin Ungkap Perannya di Perang Rusia-Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin ungkap perannya di Perang Rusia-Ukraina. Ia tak mencampuri urusan militer dan komando pasukan dilakukan oleh militernya.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Rutin Hubungi Komandan Militer, Vladimir Putin Ungkap Perannya di Perang Rusia-Ukraina
KAZAKOV / POOL / AFP
Gambar kumpulan yang didistribusikan oleh agen Sputnik ini menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan anggota keluarga yang dianugerahi Order of Parental Glory melalui panggilan konferensi video di Saint Petersburg pada 29 Juli 2023. Alexander KAZAKOV / POOL / AFP 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan ia tidak secara langsung memimpin pasukan dalam perang di Ukraina.

Pernyataan ini disampaikan saat Vladimir Putin mengomentari perannya dalam perang Rusia-Ukraina.

"Mencampuri urusan militer adalah salah," katanya kepada media pada konferensi pers setelah KTT Rusia-Afrika di St. Petersburg, Rusia, Sabtu (29/7/2023).

Vladimir Putin mengatakan, dia sangat menyadari situasi di garis depan saat ini.

Namun, ia tidak menganggap komando dan kendali militer sebagai urusannya secara langsung.

Vladimir Putin mengatakan dia berbicara dengan petinggi militer beberapa kali dalam sehari, dikutip dari RT.

Baca juga: Vladimir Putin Sebut Rusia Mau Bicara Damai Tapi Ada Hal Yang Sulit Diterapkan

Ia juga dapat menghubungi "unit tertentu" bila diperlukan.

Berita Rekomendasi

Presiden Rusia itu kemudian menyebutkan beberapa komandan Rusia hingga pangkat kolonel yang telah dia ajak bicara selama beberapa hari terakhir.

Vladimir Putin menambahkan, meskipun dia menerima laporan garis depan dari mereka, dia sebagian besar ingin berterima kasih kepada mereka atas tindakan mereka di medan perang.

Presiden Rusia secara teratur mengomentari situasi di garis depan di tengah serangan balasan Ukraina yang banyak dipuji yang diluncurkan pada awal Juni 2023.

Dia berulang kali menunjuk kerugian Ukraina dalam operasi tersebut, yang dia gambarkan sebagai "bencana".

Seorang tentara Ukraina dari Brigade Mekanis Terpisah ke-28 menembakkan peluncur granat 40mm di garis depan dekat kota Bakhmut, wilayah Donetsk, pada 17 Juni 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Seorang tentara Ukraina dari Brigade Mekanis Terpisah ke-28 menembakkan peluncur granat 40mm di garis depan dekat kota Bakhmut, wilayah Donetsk, pada 17 Juni 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Anatolii STEPANOV / AFP)

Baca juga: Rusia: Serangan 3 Drone Ukraina Rusak 2 Gedung di Moskow, 1 Orang Terluka

Pekan lalu, dia mengatakan Kiev kehilangan 26.000 tentara dalam serangannya terhadap posisi pertahanan Rusia.

Pada Kamis (27/7/2023), Putin mengatakan Ukraina kehilangan tentara sepuluh kali lebih banyak daripada Rusia selama pertempuran.

Ia menyebut perbedaan itu sangat besar.

Selama konferensi pers pada Sabtu (29/7/2023), Presiden Rusia mengatakan Ukraina "mengekspos" tentaranya terhadap serangan artileri Rusia karena membuat mereka menyerang dengan berjalan kaki, yang diduga untuk menjaga peralatan yang dipasok Barat.

Putin: Rusia Terbuka untuk Pembicaraan Damai dengan Ukraina

Gambar kumpulan yang didistribusikan oleh agen Sputnik ini menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato selama sesi pleno KTT Rusia-Afrika kedua di Saint Petersburg pada 27 Juli 2023. Alexey DANICHEV / POOL / AFP
Gambar kumpulan yang didistribusikan oleh agen Sputnik ini menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato selama sesi pleno KTT Rusia-Afrika kedua di Saint Petersburg pada 27 Juli 2023. Alexey DANICHEV / POOL / AFP (Alexey DANICHEV / POOL / AFP)

Baca juga: Putin Klaim NATO Tolak Dialog dengan Rusia: Semua Perbedaan Harus Diselesaikan di Meja Perundingan

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia tidak menolak gagasan pembicaraan damai dengan Ukraina.

Dalam konferensi pers setelah KTT Rusia-Afrika, ia mengatakan usulan perdamaian Afrika dan China dapat menjadi dasar pembicaraan itu.

Di sisi lain, Vladimir Putin mengatakan sulit untuk menerapkan gencatan senjata ketika Ukraina melakukan ofensif dengan serangan balasan.

Sebelumnya, Ukraina dan Rusia mempertahankan syarat masing-masing untuk dapat mencapai perdamaian, seperti diberitakan The Star.

Ukraina ingin wilayahnya dikembalikan seperti pada tahun 1991.

Sebaliknya, Rusia berpendapat agar negosiasi damai dapat berlangsung, maka Ukraina harus menerima teritorial baru Rusia yang diambil dari Ukraina.

Dalam konferensi pers itu, Vladimir Putin mengatakan tidak ada rencana untuk mengintensifkan tindakan di Ukraina saat ini.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Vladimir Putin

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas