Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, KARACHI – Sebuah bom bunuh diri meledak saat diadakannya pertemuan partai politik yang berlangsung di barat laut Pakistan pada Minggu (30/7/2023).

Akibat kejadian tersebut, sedikitnya 44 orang dinyatakan tewas dan lebih dari 100 orang lainnya mengalami luka-luka.

Menurut sebuah sumber, ledakan itu menargetkan partai Jamiat Ulema-e-Islam-F (JUI-F), mitra koalisi pemerintah yang dipimpin oleh seorang ulama berpengaruh di saat ratusan pendukung berkumpul di bawah kanopi di kota Khar, dekat perbatasan Afghanistan.

Baca juga: Serangan Bom Bunuh Diri Militan Al Shabaab Tewaskan 20 Tentara Somalia di Kamp Militer

"Tenda itu roboh di satu sisi, menjebak orang-orang yang mati-matian berusaha melarikan diri," kata Abdullah Khan, saksi mata yang berusaha mengevakuasi para korban.

Sabeeh Ullah, seorang pendukung partai berusia 24 tahun yang lengannya patah akibat ledakan itu, mengatakan tingkat cederanya sangat mengerikan.

"Saya menemukan diri saya terbaring di samping seseorang yang telah kehilangan anggota tubuhnya. Udara dipenuhi dengan bau daging manusia," katanya kepada AFP.

Media Pakistan mengatakan ada sekitar 400 orang di tenda pada saat ledakan, dan beberapa kru darurat sedang bekerja di tempat kejadian.

Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengutuk bom bunuh diri tersebut sembari menyampaikan belasungkawa kepada para korban.

Teror dari ISIS

Hingga saat ini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi cabang lokal dari kelompok Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) baru-baru ini melakukan serangan terhadap JUI-F.

Tahun lalu, ISIS mengatakan berada di balik serangan kekerasan terhadap ulama yang berafiliasi dengan partai tersebut, yang memiliki jaringan besar masjid dan madrasah di utara dan barat negara itu.

Baca juga: Serangan Bom Bunuh Diri di Pakistan Tewaskan 1 Orang dan Lukai 8 Lainnya

Pakistan telah mengalami peningkatan tajam dalam serangan militan sejak Taliban Afghanistan kembali berkuasa di negara tetangga Afghanistan pada 2021.

Kelompok Taliban yang tumbuh di dalam negeri Pakistan yakni Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), sebagian besar mengarahkan kampanyenya melawan pejabat keamanan, termasuk petugas polisi.