Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bom Meledak di Myanmar, Satu Tewas dan 12 Luka-luka

Ledakan bom di tenggara Myanmar menewaskan satu orang dan melukai 12 lainnya, Senin (31/7/2023).

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Bom Meledak di Myanmar, Satu Tewas dan 12 Luka-luka
Tribun Jogja/ Khaerur Reza
Ilustrasi ledakan bom. Ledakan bom di tenggara Myanmar menewaskan satu orang dan melukai 12 lainnya, Senin (31/7/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ledakan bom di tenggara Myanmar menewaskan satu orang dan melukai 12 lainnya, Senin (31/7/2023).

Insiden ini menambah daftar panjang bentrokan berdarah antara junta militer dan pasukan pertahanan rakyat negara itu sejak kudeta yang terjadi Februari 2021.

Mengutip AFP, ledakan tersebut berasal dari sebuah kendaraan di dekat pos pemeriksaan jembatan Thanlwin sekitar pukul 06.50 waktu setempat.

Seorang pejabat pemerintah dari dewan administrasi Negara Bagian Karen kepada AFP mengatakan jembatan di negara bagian Mon itu berjarak sekitar 130 km sebelah barat Mae Sot di provinsi Tak, Thailand.

"Sekitar 13 orang termasuk penumpang dan anggota keamanan terluka," katanya yang meminta namanya tidak disebutkan oleh AFP.

Baca juga: Nasib Pendidikan Anak di Myanmar dalam Krisis Pascakudeta Junta Militer

"Satu meninggal karena luka-luka itu ketika mereka tiba di rumah sakit," lanjutnya.

Berita Rekomendasi

Pejabat itu tidak memberikan perincian lebih lanjut, tetapi pos pemeriksaan itu terkenal dengan keamanannya yang ketat.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Baca juga: Usai Antar Bantuan Korban Badai Mocha di Myanmar, TNI Angkut 14 WNI Korban TPPO Pulang ke Indonesia

Bentrokan kekerasan telah meningkat sejak militer menggulingkan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi pada Februari 2021.

Kudeta melancarkan tindakan keras berdarah terhadap perbedaan pendapat yang telah menewaskan ribuan orang di negara itu.

Junta telah memerangi milisi Pasukan Pertahanan Rakyat atau "People's Defence Force' (PDF) anti-kudeta, serta tentara pemberontak etnis yang telah lama terbentuk yang menguasai sebagian besar wilayah yang dekat dengan perbatasan negara.

Lebih dari 3.800 orang telah tewas sejak kudeta, menurut kelompok pemantau lokal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas