Pembakaran Al Quran Kembali Terjadi di Swedia, Peristiwa Ketiga dalam Beberapa Minggu Terakhir
Kitab suci Al Quran kembali dibakar pada aksi protes ke-3 di Swedia setelah peringatan bahwa menodai kitab suci Islam membawa risiko teror lebih besar
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Tanggapan Iran terhadap protes pembakaran Alquran termasuk ancaman terselubung dari otoritas tertinggi republik Islam itu.
Dalam sebuah postingan di media sosial minggu lalu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa "penghinaan terhadap Al-Qur'an di Swedia adalah peristiwa yang pahit, konspirasi, berbahaya."
Baca juga: Kemenlu RI Panggil Dubes Swedia dan Denmark Terkait Pembakaran Alquran
"Ini adalah pendapat semua ulama Islam bahwa mereka yang telah menghina Suci Quran layak mendapatkan hukuman terberat."
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengadakan pertemuan virtual darurat pada Senin untuk mengatasi penodaan Alquran di Swedia dan Denmark, di mana protes serupa juga telah dilakukan dalam beberapa pekan terakhir.
Pada hari Minggu, diplomat top Denmark Lars Løkke Rasmussen mengatakan pemerintah Denmark akan berusaha untuk melarang penodaan Alquran atau kitab agama lainnya di depan kedutaan asing di tengah reaksi dari komunitas Islam, The Associated Press melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan yang juga dikeluarkan pada hari Minggu, pemerintah Denmark mengatakan bahwa meski kebebasan berekspresi adalah salah satu nilai terpenting dalam masyarakat Denmark, pembakaran Al-Qur'an "adalah tindakan yang sangat ofensif dan sembrono yang dilakukan oleh beberapa individu."
"Beberapa individu ini tidak mewakili nilai-nilai yang dibangun masyarakat Denmark," kata pemerintah Denmark.
Pemimpin Swedia, Kristersson, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari Minggu bahwa negaranya dan Denmark berada dalam situasi keamanan paling serius sejak Perang Dunia Kedua.
"Di Swedia, kami sudah mulai menganalisis situasi hukum," katanya.
"Dengan tujuan mengeksplorasi ruang lingkup tindakan yang akan memperkuat keamanan nasional kami dan keamanan Swedia di Swedia dan luar negeri."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)