Inspeksi Kerja ke Paris, 38 Politisi Wanita Jepang Dikritik Keras oleh Masyarakat
Bahkan salah satu anggota tur politisi Rui Matsukawa ketahuan membawa putrinya yang kedua berusia 10 tahun dalam tur tersebut
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebanyak 38 politisi Jepang yang melakukan inspeksi ke Paris Perancis mendapat kritikan dari masyarakat Jepang dianggap hanya main-main saja, tidak kerja serius.
Tur ke Prancis pada akhir Juli, oleh politisi wanita Jepang mendapat kritikan karena menjadi perjalanan yang seharusnya menurut jadwal 3 malam 5 hari setelah diteliti hanya dilakukan kerja serius mereka selama hanya 6 jam saja. Sisanya untuk jalan-jalan kepentingan pribadi.
Baca juga: Media Jepang Ungkap Faktor Timnas Indonesia Jadi Kekuatan Mengejutkan di Piala Asia 2023
Bahkan salah satu anggota tur politisi Rui Matsukawa ketahuan membawa putrinya yang kedua berusia 10 tahun dalam tur tersebut, jelas-jelas melanggar aturan yang seharusnya kunjungan kerja resmi, menjadi urusan pribadi.
"Seharusnya mereka bisa bedakan antara kunjungan pribadi dan pekerjaan dinas ya," papar Noboriko Hatakeyama komentator wanita di TV TBS pagi ini (6/8/2023).
Anggota parlemen dari Majelis Tinggi Jepang Rui Matsukawa (52), kepala biro wanita Partai Demokrat Liberal, dan anggota parlemen dari majelis tinggi Eriko Imai (39), pejabat direktur jenderal biro tersebut, memposting foto di media sosial selama tur ke Prancis pada akhir Juli, dan dikritik karena menjadi perjalanan wisata pribadi bukan tur kerja dinas.
Matsukawa meminta maaf di markas partai LDP pada 1 Agustus, "Kami minta maaf atas postingan di media sosial tersebut," paparnya. Politisi lain pun menggerutu atas kelakuan para politisi wanita Jepang yang jalan-jalan ke Paris itu.
Baca juga: Diduga Terlibat Korupsi, Wakil Menteri Parlemen Jepang Masatoshi Akimoto Mengundurkan Diri
"Matsukawa harus menjelaskan dirinya sendiri jika dia tidak merasa bersalah," ungkap politisi Jepang lainnya.
Anggota parlemen yang dikritik berdebat di media sosial Imai bersikeras bahwa hal tersebut bukan perjalanan yang sia-sia ke luar negeri.
Selain itu, Manami Gou, anggota majelis prefektur Nagasaki yang berpartisipasi dalam inspeksi, memposting, "Ini lebih sulit daripada inspeksi lokal dan hampir tidak ada waktu luang," dan mengklaim bahwa waktu yang dihabiskan di Menara Eiffel adalah hanya sekitar 10 menit. Perwakilan Matsukawa sendiri menulis di media sosial bahwa itu adalah kursus pelatihan yang sangat serius.
Namun, menurut itinerary yang didapatkan kali ini, faktanya sangat berbeda.
Buklet berjudul "Catatan Pelatihan Pelatihan Biro Prancis Wanita 2020" menjelaskan jadwal selama 3 malam dan 5 hari dari keberangkatan (24 Juli) hingga kembali (28 Juli), tetapi murni, hanya 6 jam yang dikhususkan untuk pelatihan.
Bahkan termasuk tur berpemandu dan makan malam dengan duta besar Jepang untuk Prancis, hanya memakan waktu 10 jam.
Pada hari pertama, setelah formalitas keimigrasian selesai, ada upacara peresmian di hotel, tapi mungkin untuk yang cerewet soal makanan, tertulis "hidangan daging" di sana.