Cerita Korban Selamat Kecelakaan Kereta di Pakistan: Puluhan Orang Tergeletak di Tanah
Korban selamat kecelakaan kereta di Pakistan menceritakan pengalaman mengerikan saat 10 gerbong kereta api tergelincir pada Minggu (6/8/2023).
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa korban selamat dalam kecelakaan kereta api di Pakistan, menceritakan pengalaman mengerikan yang mereka alami.
Sepuluh gerbong kereta api Hazara Express terbalik di dekat stasiun kereta Sahara di Nawabshah, Provinsi Sindh, Pakistan pada Minggu (6/8/2023).
Rashid Ali dari Tando Adam, mengatakan kepada BBC Internasional, dia bepergian dengan istri dan anak-anaknya di salah satu gerbong kereta api Hazara Express yang tergelincir.
Selama beberapa detik pertama setelah kecelakaan itu, Rashid mengatakan dia tidak dapat memahami apa yang baru saja terjadi kecuali lukanya.
Namun, ketika dia teringat keluarganya, dia mulai bergerak dan rasa sakitnya sendiri terlupakan.
Rashid segera menemukan mereka terkubur di bawah salah satu kursi kereta.
Baca juga: Kereta Api di Pakistan Tergelincir, Menteri Perkeretaapian Menduga Ada Unsur Kesengajaan
Dia menghibur mereka sambil berpikir bagaimana dia bisa menemukan bantuan.
Kemudian, seorang pria dengan sepeda motor muncul dan dia membantu mereka pergi ke rumah sakit.
Korban lainnya, Asla, yang berasal dari Jacobabad, juga menjelaskan bagaimana perasaannya saat gerbong kereta api itu keluar jalur.
Saat dia terluka, untungnya putranya tetap aman saat dia jatuh di atas ayahnya.
Baca juga: Kecelakaan Kerata Api di Pakistan, Setidaknya 30 Orang Tewas dan 100 Lainnya Luka-luka
Penumpang lain, Nasser Ahmed, terpental keluar dari jendela gerbong saat gerbong kereta api keluar jalur.
Namun, setelah melihat bagaimana isi kereta api terbalik, Ahmed mengatakan, dia percaya dirinya yang terpental dari kereta sebenarnya menyelamatkan nyawanya.
Setelah menyadari apa yang terjadi, ia bingung harus berbuat apa ketika mendengar suara teriakan pria, wanita dan anak-anak.
"Mereka berteriak dan menjerit. Saya tidak tahu harus berbuat apa," kata Ahmed.