Israel Kembali Serang Damaskus, 4 Tentara Suriah Tewas, Targetkan Gudang Senjata dan Amunisi
Pasukan Israel kembali menyerang Damaskus, Ibu Kota Suriah pada Senin (7/8/2023) pagi. Dalam serangan tersebut, empat tentara Suriah dinyatakan tewas.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Israel kembali lakukan serangan rudal ke wilayah Damaskus, Suriah pada Senin (7/8/2023) pagi.
Dalam serangan tersebut, empat tentara Suriah dinyatakan tewas.
Kantor berita negara SANA mengatakan, serangan rudal Israel ke Damaskus ini menyebabkan beberapa kerusakan material.
Rudal tersebut, kata kantor berita itu, telah menargetkan beberapa titik di sekitar Kota Damaskus.
Dalam serangan ini, pasukan Suriah berhasil mencegat rudal Israel dan menembak jatuh beberapa di antaranya.
"Agresi tersebut menyebabkan kematian empat tentara, melukai empat lainnya dan beberapa kerugian material," kata seorang pejabat militer.
Baca juga: Serangan Rudal Israel ke Damaskus Senin Menewaskan 4 Tentara Suriah
Tidak ada informasi langsung tentang posisi dan pangkat tentara yang terbunuh dan terluka.
Dikutip dari The Times of Israel, dalam beberapa tahun terakhir banyak tentara Suriah tewas dalam serangan udara Israel.
Seorang koresponden AFP di Damaskus melaporkan mendengar suara ledakan, dan rekaman yang dibagikan secara online menunjukkan kilatan terang menerangi langit, baik dari serangan rudal atau proyektil pertahanan udara.
Dalam satu video yang tidak diverifikasi, yang tampaknya diambil dari dekat lokasi yang ditargetkan, setidaknya enam ledakan terdengar saat jet lewat di atas kepala.
Jet itu berhasil meledakkan target dan bola api pun menerangi langit malam.
Baca juga: Protes Melawan Reformasi Yudisial di Israel Meluas
Serangan rudal ini tidak langsung dikomentari oleh pihak militer Israel.
Namun mereka telah mengakui melakukan ratusan serangan mendadak terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran yang berusaha mendapatkan pijakan di negara itu.
Militer Israel mengatakan pihaknya juga menyerang pengiriman senjata yang diyakini ditujukan untuk kelompok-kelompok itu, di antaranya adalah Hizbullah Libanon.