Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aksi Pembakaran Al-Quran Kembali Terjadi di Swedia, 2 Pria Irak Tendang dan Robek Kitab Suci

Aksi pembakaran Al-quran kembali terjadi di Swedia pada Senin (14/8/2023), di depan Istana Kerajaan.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Aksi Pembakaran Al-Quran Kembali Terjadi di Swedia, 2 Pria Irak Tendang dan Robek Kitab Suci
AFP/JONATHAN NACKSTRAND
Salwan Momika memprotes di luar masjid di Stockholm pada 28 Juni 2023, saat libur Idul Adha. Momika, 37, yang melarikan diri dari Irak ke Swedia beberapa tahun lalu, mendapat izin dari polisi Swedia untuk membakar kitab suci umat Islam selama demonstrasi. (Photo by Jonathan NACKSTRAND / AFP) 

Pembakaran Al-quran di Swedia dan Denmark

Tahun ini, beberapa aksi pembakaran Al-quran terjadi di Swedia dan Denmark.

Insiden telah emicu kemarahan di negara-negara Muslim yang menuntut pemerintah kedua negara menghentikan insiden tersebut.

Pembakaran telah menyebabkan krisis diplomatik bagi Swedia dan menyebabkan demonstrasi di beberapa negara yang menyerukan boikot produk Swedia.

Di Irak, kedutaan Swedia diserbu oleh ratusan pengunjuk rasa, terutama pengikut pemimpin populis Syiah Muqtada al-Sadr.

Swedia Pertimbangkan Izin Tinggal Momika

Saat ini, Swedia mempertimbangkan kembali izin tinggal Momika.

BERITA REKOMENDASI

Momika datang ke Swedia pada 2018 dan diberikan izin tinggal selama tiga tahun pada April 2021.

Baca juga: Kisah Perempuan Denmark yang Berusaha Hentikan Pembakaran Al-Quran Malah Dituduh Pencuri oleh Polisi

Setelah pembakaran Alquran pertama, otoritas Swedia menerima informasi yang menyebabkan Badan Migrasi membuka kasus untuk mempertimbangkan kembali izin tinggal Momika.

Video dan foto ketika dia tinggal di Irak tampaknya menunjukkan dia memiliki peran kepemimpinan dalam kelompok milisi Kristen.

Momika juga mengungkapkan pandangan yang baik terhadap sayap kanan, partai Demokrat Swedia yang anti-imigrasi di media sosial.

Najem beremigrasi dari Irak pada 1998 dan menjadi warga negara Swedia pada Juni 2005.


Kedua pria tersebut saat ini sedang diselidiki atas dugaan penghasutan terhadap kelompok etnis.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas