Diaspora Indonesia di Eropa Angkat Bicara Soal Ujaran Rocky Gerung ke Presiden Jokowi
Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PERINMA) ikut buka suara terkait ujaran Rocky Gerung kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Theresia Felisiani
"Memberikan kritikan itu mudah, apalagi mengkritiki mereka yang tidak sejalan dengan kita. Tapi jelas ada bedanya antara mengkritisi dan menghina," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum PERINMA, Rizal Tirta, juga ikut angkat bicara mengenai ini.
Pembelaan diri yang dilakukan oleh Rocky Gerung yang menyatakan bahwa dirinya tidak menghina Presiden Jokowi secara personal juga dianggap tidak benar.
"Dalam ucapannya, Rocky Gerung secara terang-terangan merujuk kepada pribadi Jokowi yang dihina dan bukan pada kebijakan pemerintahan Jokowi. Kalau Rocky Gerung tidak mendukung pembangunan IKN, harusnya fokus bicaranya pada alasan-alasannya saja, tanpa harus melontarkan hinaan seperti menggunaakan kata kotor," kata Rizal.
Rizal menambahkan, kebebasan mengutarakan opini dan kritik dalam pelaksanaan demokrasi bukan berarti tanpa batasan.
"Tentunya batasan yang dimaksud adalah penghasutan, pencemaran nama baik, provokasi dan ujaran kebencian. Apa yang disampaikan oleh Rocky Gerung di ruang publik itu adalah tuduhan kebohongan, penghinaan dan provokasi yang justru menyinggung banyak warga negara Indonesia, termasuk PERINMA sebagai perhimpunan diaspora Indonesia di Eropa," katanya.
Dia mengatakan, PERINMA meminta masyarakat khususnya yang tinggal di Indonesia, untuk tetap mendukung pemerintahan Presiden Jokowi sampai tuntas di 2024.