Pasukan Wagner Mulai Tinggalkan Belarusia setelah Pemimpinnya Tewas
Pemimpinnya tewas, pasukan Wagner dilaporkan mulai meninggalkan Belarusia, kemungkinan kembali menuju Rusia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
“Ada kemungkinan bahwa beberapa tentara bayaran Wagner mulai dipindahkan ke Afrika, namun saluran Telegram yang berafiliasi dengan Wagner sejauh ini tidak menunjukkan bukti mengenai hal ini," tulis Radio Svoboda.
Aksi Pasukan Wagner yang Sudah Dibebaskan dari Perang di Ukraina: Mabuk-mabukan di Stasiun Kereta Api
Bukannya pulang ke rumah, pejuang Grup Wagner mabuk-mabukan dan berkeliaran di stasiun kereta di Rusia, lapor outlet media independen Rusia Mozhem Obyasnit yang dikutip Business Insider, akhir Juli lalu.
Setelah pemberontakan mereka yang gagal bulan lalu, banyak tentara bayaran Wagner pindah ke Belarus dan mendirikan markas baru.
Beberapa pejuang Wagner menerima pelatihan militer untuk dikerahkan ke Suriah dan Afrika, di mana kelompok itu telah aktif selama beberapa tahun.
Sementara yang lainnya dikirim kembali ke Rusia untuk cuti, Mozhem Obyasnit melaporkan.
Tetapi banyak yang tidak pulang dan malah memilih untuk mabuk, lapor outlet tersebut, mengutip grup obrolan publik antara kerabat pejuang Wagner.
Baca juga: Di Mana Putin saat Bos Wagner Yevgeny Prigozhin Diduga Tewas dalam Kecelakaan Pesawat?
Seorang wanita di grup obrolan mengeluh bahwa mereka yang mabuk di stasiun adalah "idiot" karena tidak pulang, menurut terjemahan dari The Daily Beast.
"Mereka minum-minum sesuka hati," tambahnya.
"Kerabat saya menelepon, katanya salah satu dari mereka dibawa pergi dengan ambulans, dia mabuk dan jatuh sakit," kata anggota keluarga lainnya, menurut The Daily Beast.
Orang ketiga menulis: "Keluarga saya ada di rumah, meskipun dia mabuk. Yang lain belum kembali."
Beberapa pejuang Wagner adalah mantan narapidana yang dijanjikan kebebasan jika bertarung melawan Ukraina.
Tetapi sejak pemberontakan yang gagal, beberapa pejuang Wagner dikabarkan kembali ke jalanan.
Salah satu media investigasi Rusia mengklaim bahwa mereka melakukan kejahatan lagi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)