Ketua Dewan Keamanan Ukraina: Perang Dunia III Telah Dimulai, Eks-Bos CIA: Rusia Susah Ditembus
Aleksey Danilov menyebut, adalah suatu kesalahan untuk mengatakan bahwa konflik antara Kiev dan Moskow hanyalah konflik bilateral
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Ketua Dewan Keamanan Ukraina: Perang Dunia III Telah Dimulai, Eks-Bos CIA: Rusia Susah Ditembus
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Aleksey Danilov mengklaim perang dunia ketiga telah dimulai sedang berlangsung.
Hal itu, kata dia, merujuk pada konflik Rusia dan Ukraina sudah melibatkan negara-negara jauh di luar kawasan.
Berbicara di Forum Keamanan Kiev pada Selasa (5/9/2023), Aleksey Danilov berpendapat bahwa NATO membutuhkan Ukraina sebagai anggota, karena gejolak global akan terus berlanjut.
“Kami akan memperkuat aliansi,” tegasnya.
Baca juga: Rusia Buktikan Sesumbar Barat Cuma Omong Kosong: Tank Challenger 2 dan Leopard Gosong di Ukraina
“Jika ada yang mengira Perang Dunia III belum dimulai, maka itu salah besar. Ini sudah dimulai. Sempat berlangsung dalam masa hybrid selama beberapa waktu dan kini memasuki fase aktif,” ujarnya.
Duduk di panggung di samping mantan Direktur Jenderal CIA David Petraeus, Danilov juga mengatakan:
“Jika seseorang berpikir bahwa konflik di Ukraina adalah untuk menyelesaikan konflik antara Kiev dan Moskow, maka itu adalah sebuah kesalahan. Segalanya menjadi jauh lebih rumit.”
Eks-bos CIA, David Petraeus juga menyoroti skala konflik Rusia-Ukraina, dengan mengatakan banyak hal yang terjadi mirip dengan gejala perang dunia.
“Saya belum pernah melihat hal seperti ini sejak Perang Dunia II,” katanya.
“Rusia tidak terlalu mengesankan dalam hal pengetahuan atau kinerja di medan perang, namun mereka telah menciptakan sistem pertahanan yang cukup luar biasa, dan cukup sulit untuk menembusnya,” klaimnya.
Pada Selasa, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa selama tiga bulan serangan balasannya, Ukraina telah kehilangan sekitar 66.000 tentara dan 7.600 persenjataan berat namun gagal mencapai kemajuan yang signifikan.
Baca juga: Menteri Pertahanan Rusia: 66 Ribu Tentara Ukraina Tewas, 7.600 Senjata Berat Hancur dalam 3 Bulan
Kiev sejauh ini mengklaim telah merebut beberapa desa kecil, namun desa tersebut agak jauh dari garis pertahanan utama Rusia.
Belakangan, Ukraina juga membebaskan desa Robotine di Zaporizhzhia, Ukraina bagian Selatan.
Moskow telah mengatakan selama berbulan-bulan bahwa pertempuran di Ukraina adalah “perang proksi” yang dilancarkan oleh AS dan sekutu NATO-nya melawan Rusia.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa pasokan senjata dan pelatihan kepada pasukan Kiev serta pembagian intelijen berarti bahwa negara-negara Barat secara de facto sudah menjadi pihak dalam konflik tersebut.
Rusia, yang memandang NATO sebagai blok musuh dan secara keras menentang ekspansinya ke arah timur, juga menyoroti aspirasi Kiev untuk bergabung dengan aliansi militer pimpinan AS.
Niat Ukraina bergabung ke NATO ini lah yang menjadi satu di antara alasan utama Rusia melancarkan invasi -hal yang digaungkan sebagai operasi militer- ke Ukraina pada Februari 2022.