Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kuba Tangkap 17 Orang Terkait Jaringan Perdagangan Manusia, Pikat Pemuda untuk Perang Rusia

Pihak berwenang Kuba telah menangkap 17 orang atas tuduhan terkait dengan jaringan perdagangan manusia untuk ikut perang Rusia di Ukraina.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Kuba Tangkap 17 Orang Terkait Jaringan Perdagangan Manusia, Pikat Pemuda untuk Perang Rusia
Sergei GUNEYEV / SPUTNIK / AFP
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel Bermudez (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berangkat setelah peresmian monumen mendiang pemimpin Kuba Fidel Castro di Moskow pada 22 November 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Pihak berwenang Kuba telah menangkap 17 orang atas tuduhan terkait dengan jaringan perdagangan manusia.

Mereka diduga memikat pemuda Kuba agar turut serta dalam perang Rusia di Ukraina, lapor Al Jazeera.

Awal pekan ini, Kementerian Luar Negeri Kuba menegaskan bahwa pihak berwenang berupaya membongkar jaringan tersebut.

“Sebagai hasil dari penyelidikan, sejauh ini 17 orang telah ditangkap, di antaranya adalah penyelenggara internal kegiatan tersebut,” kata pejabat di Kementerian Dalam Negeri Kuba, Cesar Rodriguez pada Kamis (7/9/2023) malam di sebuah program TV.

Baca juga: Populer Internasional: India Dirumorkan Ganti Nama - Warga Kuba Diduga Direkrut Jadi Tentara Bayaran

Rodriguez tidak menyebutkan siapa saja yang dituduh berpartisipasi dalam komplotan tersebut.

Ia mengatakan bahwa pemimpin kelompok tersebut mengandalkan dua orang yang tinggal di pulau tersebut untuk merekrut warga Kuba.

Pemuda yang direkrut ditawari imbalan pembayaran atas nama Rusia di Ukraina.

Berita Rekomendasi

Jaksa Kuba Jose Luis Reyes mengatakan mereka yang terlibat dalam skandal itu dapat dihukum hingga 30 tahun penjara, hukuman seumur hidup atau hukuman mati.

Reyes mengatakan hukuman yang dijatuhkan tergantung pada tingkat keparahan dan jenis kejahatan, mulai dari perdagangan manusia, pertempuran sebagai tentara bayaran, dan tindakan permusuhan terhadap negara asing.

Baca juga: Vladimir Putin: Barat Gunakan Darah Yahudi di Zelensky Sebagai Pengalih Paham Nazi di Ukraina

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel Bermudez (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berangkat setelah peresmian monumen mendiang pemimpin Kuba Fidel Castro di Moskow pada 22 November 2022.
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel Bermudez (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berangkat setelah peresmian monumen mendiang pemimpin Kuba Fidel Castro di Moskow pada 22 November 2022. (Sergei GUNEYEV / SPUTNIK / AFP)

Vladimir Putin Izinkan Warga Negara Asing Ikut Perang

Presiden Rusia Vladimir Putin tahun lalu menandatangani dekrit yang mengizinkan warga negara asing (WNA) mendaftar dinas militer di tentara Rusia untuk menerima kewarganegaraan melalui prosedur jalur cepat.

Lalu, Agustus kemarin, Vladimir Putin, meminta supaya jumlah tentara ditambah setelah pasukan tempurnya berkurang dalam perang di Ukraina.

Media asal Rusia, Ryazan Gazette, sejak saat itu melaporkan bahwa orang Kuba yang tinggal di Rusia bergabung dengan pasukan tentara untuk berperang di Ukraina.

Sebagai ucapan terima kasih karena membantu Rusia dalam perang, orang-orang Kuba itu dijanjikan menjadi warga negara Rusia.

Baca juga: Kuba Bongkar Perdagangan Manusia dalam Perang Rusia-Ukraina, Warganya Direkrut Jadi Tentara Bayaran

Seorang perwira Pasukan Operasi Khusus Marinir Prancis melatih tentara FAMA Mali sebagai misi militer multinasional Satuan Tugas Takuba yang baru di wilayah bermasalah Afrika sub-Sahara, di pangkalan militer Menaka Mali, pada 7 Desember 2021. Tenda berwarna pasir baru, parit yang baru digali , balet helikopter: di tengah pengurangan personel militer Prancis di Mali, kamp Ménaka (timur laut) merupakan pengecualian: dulunya merupakan pangkalan kecil di garis depan operasi anti-jihadis Barkhane. Thomas COEX / AFP
Seorang perwira Pasukan Operasi Khusus Marinir Prancis melatih tentara FAMA Mali sebagai misi militer multinasional Satuan Tugas Takuba yang baru di wilayah bermasalah Afrika sub-Sahara, di pangkalan militer Menaka Mali, pada 7 Desember 2021. Tenda berwarna pasir baru, parit yang baru digali , balet helikopter: di tengah pengurangan personel militer Prancis di Mali, kamp Ménaka (timur laut) merupakan pengecualian: dulunya merupakan pangkalan kecil di garis depan operasi anti-jihadis Barkhane. Thomas COEX / AFP (Thomas COEX / AFP)
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas