Maroko Umumkan 3 Hari Berkabung Nasional Pasca Gempa M 6,8 yang Tewaskan 2.012 Orang
Raja Maroko mengumumkan 3 hari berkabung nasional pasca gempa Magnitudo 6,8 yang menewaskan lebih dari 2.012 orang dan lukai lebih dari 2.000 lainnya.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
Janji serupa juga datang dari beberapa negara termasuk Spanyol, Perancis dan Israel.
Penjabat Perdana Menteri Australia Richard Marles mengatakan kepada Sky News, pemerintah federal Australia juga akan menawarkan dukungannya.
“Ini adalah bagian dunia yang telah dikunjungi oleh banyak warga Australia, jadi saya tahu bahwa akan ada keprihatinan dan simpati yang sangat besar terhadap masyarakat Maroko. Kami jelas akan berbicara erat dengan pemerintah Maroko mengenai cara-cara yang bisa kami lakukan untuk membantu," kata Richard Marles.
Kesaksian Korban Selamat
Baca juga: Gempa Bumi di Maroko: Jumlah Korban saat Ini, Kata Korban Selamat, hingga Reaksi Internasional
Pusat gempa berada di Pegunungan High Atlas, tujuan wisata populer dengan status warisan dunia, terletak di 71 kilometer barat daya Marrakesh.
Turis asal Australia, Tri, mengatakan dia sedang melakukan tur di Marrakesh ketika kelompoknya terpaksa dievakuasi.
"Kami hendak pergi tidur dan kemudian kami terbangun karena ruangan mulai bergetar. Tidak ada cara lain; kami berjalan bolak-balik dan semuanya mulai bergerak dan gambar mulai bergerak. Jadi kami hanya mengambil beberapa pakaian dan tas kami, lalu berlari keluar," katanya, seperti diberitakan SBS News.
Baca juga: Bupati Sukabumi dan Kebumen Selamat dari Gempa Dahsyat di Maroko, Begini Kisahnya
Guncangan juga dirasakan di ibu kota Rabat, 350 kilometer dari pusat gempa, serta Casablanca, Agadir dan Essaouira.
Setelah guncangan yang dahsyat, banyak warga yang masih shock.
“Saya sedang mengunjungi orang-orang di gedung yang sama di lantai tiga. Tiba-tiba kami melihat benda-benda berjatuhan dari atas, seperti piring dan benda lain yang menempel di dinding. Kami tidak bisa duduk atau berdiri, lalu kami lari ke luar rumah, sama seperti orang lainnya. Sungguh gempanya sangat kuat," kata warga itu.
Gempa pada Jumat (8/9/2023) itu adalah gempa bumi paling mematikan di negara itu sejak tahun 1960, ketika Agadir dilanda gempa berkekuatan 6,7 skala Richter dan menewaskan 12.000 orang.
Getaran gempa terasa hingga Aljazair dan wilayah Andalusia Spanyol, di seberang Selat Gibraltar yang memisahkan negara tersebut dari Maroko.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Maroko