Pemimpin Korut Kim Jong Un Temui Vladimir Putin di Vladivostok, Apa yang Mereka Bicarakan?
Dia mengatakan bahwa perundingan akan diadakan dengan kehadiran delegasi Rusia dan Korea Utara dan dalam format satu lawan satu.
Editor: Hendra Gunawan
Sementara itu, pada hari Senin, Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan akan adanya krisis keamanan di Semenanjung Korea, mengutip meningkatnya ketegangan dan retorika permusuhan antara Korea Utara di satu sisi dan Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan sekutu mereka di sisi lain.
Dalam beberapa minggu terakhir, kawasan ini juga menjadi tempat terjadinya serangkaian peluncuran rudal Korea Utara dan latihan militer signifikan AS-Korea Selatan.
Media Korea Utara melaporkan kereta yang ditumpangi Kim Jong Un berangkat dari Pyongyang menuju Moskow melalui perbatasan timur laut Korea Utara.
Negara-negara Barat pun was-was bila Kim Jong Un sepakat memasok senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina, dikutip The Guardian.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengaku Putin menjadi tuan rumah jamuan makan siang kenegaraan untuk Kim Jong Un.
Peskov menjelaskan, Kim Jong Un dan Vladimir Putin akan membahas soal hubungan bilateral.
“Kami berupaya membangun hubungan baik dan saling menguntungkan dengan Korea Utara," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Sementara itu, laporan kantor berita Korea Utara, KCNA, hanya mengatakan bahwa kedua pemimpin akan bertemu dan berbincang, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.
Rusia Butuh Senjata Korut
Perjalanan tersebut menandai kunjungan pertama Kim ke luar negeri dalam lebih dari empat tahun dan yang pertama sejak pandemi Covid-19.
Gedung Putih mengatakan pekan lalu bahwa mereka memiliki informasi intelijen yang menunjukkan Rusia ingin membeli peluru artileri tambahan dari Korea Utara untuk menopang basis industri pertahanannya.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan kepada wartawan bahwa Korea Utara “akan menanggung akibatnya” karena memasok senjata ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.
Korea Utara sebelumnya dituduh oleh AS menjual peluru artileri kepada kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, lapor Yonhap.
AS, Inggris, Korea Selatan dan Jepang mengatakan kesepakatan senjata apa pun antara Korea Utara dan Rusia akan melanggar resolusi dewan keamanan PBB.