Etnis Armenia dan Azerbaijan Sepakati Gencatan Senjata di Nagorno-Karabakh yang Ditengahi Rusia
Rusia menengahi konflik etnis Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh. Keduanya menyepakati gencatan senjata di Nagorno-Karabakh.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Ia mengatakan Armenia hanya memberikan bantuan “kemanusiaan” ke Nagorno-Karabakh, bukan bantuan militer.
Operasi Militer Azerbaijan di Nagorno-Karabakh
Baca juga: Armenia Minta AS Campur Tangan Hadapi Peperangan dengan Azerbaijan
Sebelumnya pada Selasa (18/9/2023), Azerbaijan memulai kampanye “anti-teroris” melawan pasukan separatis Armenia di Nagorno-Karabakh.
Para pejabat Karabakh mengatakan sedikitnya 32 orang tewas dan 200 lainnya luka-luka, dikutip dari BBC Internasional.
Kepresidenan Nagorno-Karabakh mengatakan pasukannya kalah jumlah beberapa kali lipat ketika berusaha mempertahankan wilayahnya dari pasukan Azerbaijan pada Selasa (18/9/2023).
“Sayangnya, Tentara Pertahanan juga mengalami korban jiwa, sementara di beberapa bagian musuh berhasil menembus pos terdepan Tentara Pertahanan, merebut beberapa ketinggian dan persimpangan jalan yang strategis,” katanya.
“Dalam situasi saat ini, tindakan komunitas internasional untuk mengakhiri perang dan menyelesaikan situasi tidaklah cukup. Dengan mempertimbangkan hal ini, pihak berwenang Republik Artsakh menerima usulan komando kontingen penjaga perdamaian Rusia mengenai gencatan senjata,” kata Kantor Kepresidenan Nagorno-Karabakh, menurut Armenpress.
Konflik Armenia Vs Azerbaijan di Nagorno-Karabakh
Baca juga: Cari Sekutu Baru, Armenia Cueki Peringatan Rusia: Latihan Tempur Bareng Militer AS Dimulai
Nagorno-Karabakh adalah wilayah perbatasan Armenia dan Azerbaijan.
Wilayah Nagorno-Karabakh termasuk dalam wilayah Azerbaijan namun mayoritas penduduknya adalah etnis Armenia.
Konflik etnis dan perebutan tanah Nagorno-Karabakh berlangsung sebelum kedua negara tersebut bergabung dengan Uni Soviet pada tahun 1920-an.
Di tengah pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991, ketika Armenia dan Azerbaijan memperoleh status kenegaraan, Nagorno-Karabakh secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan.
Perebutan wilayah Nagorno-Karabakh terus berlanjut.
Pada 1994 Rusia menjadi penengah melalui Protokol Bishkek, yang menjadikan Nagorno-Karabakh independen secara de facto.
Protokol itu tetap berlaku hingga tahun 2020 ketika perang terjadi selama 44 hari antara Armenia dan Azerbaijan.
Rusia kembali menengahi konflik melalui pasukan penjaga perdamaian di Nagorno-Karabakh pada tahun 2020.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Armenia dan Azerbaijan