Etnis Armenia Tuntut Jaminan Keamanan sebelum Berikan Senjatanya kepada Azerbaijan
Meski sudah setuju untuk hentikan perang, etnis Armenia masih memerlukan jaminan keamanan sebelum menyerahkan persenjataan mereka kepada Azerbaijan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
"Semua kelompok etnis dan agama akan bersatu sebagai “satu kepalan tangan – demi Azerbaijan, demi martabat, demi Tanah Air”, katanya di televisi pemerintah.
Tentang Karabakh
Baca juga: Demo di Armenia Tuntut PM Pashinyan Mundur, Kecewa Nagorno-Karabakh Jatuh ke Azerbaijan
Wilayah Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.
Tetapi secara de facto, Karabakh memisahkan diri pada tahun 1990an ketika Uni Soviet runtuh.
Memulihkan kendali atas Karabakh telah menjadi impian bagi Aliyev.
Dalam sebuah operasi militer yang dilancarkan Azerbaijan ke wilayah tersebut pada hari Selasa, setidaknya 200 orang tewas di pihak Karabakh.
Aliyev mengatakan beberapa warga Azerbaijan tewas sebagai "martir" dan tentara lainnya terluka, tanpa menyebutkan berapa jumlahnya.
Jatuhnya Karabakh ke tangan Azerbaijan adalah pil pahit bagi kelompok separatis dan bagi Armenia.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengakui dalam pidatonya bahwa rakyat Armenia mengalami “penderitaan fisik dan psikologis yang tak terkira”.
Namun dia mengatakan, untuk menjamin kelangsungan hidupnya, negaranya sangat membutuhkan perdamaian.
Pembicaraan perdamaian
Seorang ajudan Aliyev mengatakan Azerbaijan telah memberi Armenia rancangan perjanjian perdamaian baru, kantor berita Rusia RIA melaporkan.
Baca juga: Azerbaijan Klaim Kemenangan setelah Separatis Armenia yang Kuasai Karabakh Menyerah
Rusia, yang memiliki pasukan penjaga perdamaian di wilayah tersebut, juga tidak melakukan apa pun untuk menghalangi serangan Azerbaijan.
Hal itu membuat orang Armenia marah yang sebelumnya memandang Moskow sebagai sekutu dan pelindung mereka.
Di Yerevan, ibu kota Armenia, ribuan pengunjuk rasa pada Rabu malam mengecam kegagalan pemerintah mereka melindungi Karabakh.
Banyak yang menuntut pengunduran diri PM Nikol Pashinyan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.