Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sinyal Merah Buat Rusia, AS Bersedia Kirim Rudal ATACMS ke Ukraina, Hulu Ledak Pakai Bom Cluster

Amunisi jarak jauh, yang berulang kali diminta oleh Kiev, dilaporkan akan dilengkapi dengan hulu ledak cluster yang kontroversial

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Sinyal Merah Buat Rusia, AS Bersedia Kirim Rudal ATACMS ke Ukraina, Hulu Ledak Pakai Bom Cluster
AFP
Foto selebaran ini diambil pada 6 Juni 2022 dan dirilis oleh Kepala Staf Gabungan Korea Selatan melalui kantor berita Yonhap di Seoul menunjukkan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) menembakkan rudal dari lokasi yang dirahasiakan di pantai timur Korea Selatan selama Korea Selatan- Latihan tembak-menembak bersama AS bertujuan untuk melawan uji coba rudal Korea Utara. Korea Selatan dan Amerika Serikat menembakkan delapan rudal balistik pada 6 Juni sebagai tanggapan atas uji coba senjata Korea Utara pada hari sebelumnya, kata militer Seoul. 

Jika AS tidak mengalokasikan kendaraan tambahan untuk tugas ini, rudal tersebut tampaknya akan ditembakkan oleh beberapa peluncur roket HIMARS dan sistem sejenisnya, yang sebelumnya dipasok ke Kiev oleh Washington dan sejumlah sekutu Ukraina yang terhimpun dalam NATO.

Rudal-rudal tersebut diperkirakan akan menggunakan hulu ledak bom cluster (klaster) yang kontroversial.

"Hulu ledak klaster ini berisi lusinan bom yang lebih kecil," kata beberapa sumber mengatakan kepada Washington Post.

Sebuah B-1B Lancer menjatuhkan bom cluster selama latihan tembak langsung 05 November 2000.
Sebuah B-1B Lancer menjatuhkan bom cluster selama latihan tembak langsung 05 November 2000. (USAF / AFP)

Para pejabat yang tidak mau disebutkan namanya tidak memberikan penjelasan mengapa versi kluster dari hulu ledak rudal tersebut menjadi yang dipilih.

Pun, AS diyakini punya persediaan rudal ATACMS dengan hulu ledak kluster lebih banyak dibandingkan rudal berhulu ledak yang dilengkapi muatan kesatuan yang besar.

Awal tahun ini, AS setuju untuk memasok Kiev dengan peluru artileri kluster kaliber 155 mm standar NATO.

AS mengakui bahwa hal tersebut merupakan “tindakan sementara” untuk mengkompensasi kekurangan amunisi konvensional.

Berita Rekomendasi

Pengiriman tersebut mendapat kritik keras, bahkan oleh sekutu terdekat AS, mengingat sifat kontroversial dari amunisi tersebut.

Cluster shell telah dilarang oleh banyak negara di seluruh dunia karena tingkat kerusakannya yang tinggi dan kemampuannya untuk mencemari medan perang dengan bom-bom yang tidak meledak, yang masih aktif dan menimbulkan ancaman bagi warga sipil selama bertahun-tahun.

(oln/RT/NBC/NYP/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas