Kelompok Bersenjata Serbia dan Polisi Kosovo Terlibat Baku Tembak, 4 Orang Tewas
Adu tembak terjadi antara polisi Kosovo dan pasukan bersenjata etnis Serbia, empat orang tewas.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
Pembicaraan yang disponsori Uni Eropa itu, yang berpusat mengenai normalisasi hubungan antara Serbia dan Kosovo, terhenti pekan lalu.
Uni Eropa menyalahkan PM Kosovo karena gagal membentuk asosiasi tersebut.
Baca juga: Presiden Serbia: Bantuan AS ke Ukraina akan Sia-sia Lawan Rusia, Perlu Upaya Damai
Sementara itu, Kosovo melihat rencana tersebut sebagai cara untuk mendirikan negara kecil di dalam Kosovo, yang secara efektif membagi negara tersebut berdasarkan garis etnis.
Serbia secara resmi masih menganggap Kosovo sebagai bagian dari wilayahnya.
Serbia dan Kosovo telah bentrok selama beberapa dekade.
Perang antara kedua negara pada tahun 1998–1999 menyebabkan lebih dari 10.000 orang tewas, sebagian besar adalah warga Albania Kosovo.
Kerusuhan meningkat ketika wali kota etnis Albania mulai menjabat di Kosovo utara setelah pemilu April yang diboikot oleh Serbia.
Bentrokan pada bulan Mei melukai puluhan pengunjuk rasa dan penjaga perdamaian aliansi NATO.
NATO mempertahankan 3.700 tentara di Kosovo, sisa dari pasukan awal berkekuatan 50.000 yang dikerahkan pada tahun 1999.
Wilayah Kosovo utara yang merupakan mayoritas orang Serbia merupakan perpanjangan tangan dari Serbia.
Pemerintah daerah dan pegawai negeri, guru, dokter, dan proyek infrastruktur besar dibiayai oleh Serbia.
Kosovo Mengatakan Enam Buronan Tersangka Penembakan Menyebrang ke Serbia
Baca juga: Konflik Mengintai di Kosovo Usai Bentrokan antara Misi NATO dan Etnis Serbia
Dalam perkembangan terbaru pada Senin (25/9/2023), Menteri Dalam Negeri Kosovo Xhelal Svecla mengatakan enam tersangka penembak perbatasan telah menyeberang ke Serbia.
Xhelal Svecla menyerukan agar mereka diserahkan ke pihak Kosovo.
“Menurut informasi sejauh ini, enam teroris yang terluka sedang dirawat di rumah sakit Novi Pazar dan kami meminta Serbia untuk segera menyerahkan mereka kepada pihak berwenang Kosovo, sehingga mereka dapat diadili,” kata Svecla kepada wartawan, merujuk pada sebuah kota di Serbia selatan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)