Hampir Pasti Menang di Pemilu Ukraina, Istri Volodymyr Zelensky Tak Yakin Suaminya Mencalonkan Diri
Ibu Negara Ukraina Elena Zelenskaya merasa tidak yakin suaminya bakalan mencalonkan diri lagi dalam Pemilu Ukraina tahun depan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Ibu Negara Ukraina Elena Zelenskaya merasa tidak yakin suaminya bakalan mencalonkan diri lagi dalam Pemilu Ukraina tahun depan.
Istri Volodymyr Zelensky ini mengatakan keputusan suaminya untuk mencalonkan diri lagi mungkin dipengaruhi oleh sulitnya menyelenggarakan pemilu di tengah konflik militer, dengan jutaan pemilih yang memenuhi syarat tersebar di seluruh benua sekitarnya.
Beberapa pekan setelah Rusia melakukan invasi militer, Zelensky melarang semua partai politik oposisi mengajukan capres dan mengkonsolidasikan semua media yang berpotensi bermusuhan ke dalam satu platform yang didukung negara.
Baca juga: Serangan Rusia di Kherson, 6 Warga Sipil Ukraina Tewas dan 11 Lainnya Terluka
Sehingga tidak ada calon penantang presiden yang mengajukan diri. Dengan demikian hampir dipastikan bahwa Zelensky hampir dipastikan bakalan terpilih kembali bila mencalonkan diri.
“Itu juga akan tergantung apakah masyarakat kita akan membutuhkannya sebagai presiden, jika dia merasa masyarakat Ukraina tidak lagi menginginkan dia menjadi presiden, dia mungkin tidak akan mencalonkan diri,” kata Elena Zelenskaya, kepada stasiun televisi Face the Nation di CBS pada hari Minggu (24/9/2023).
Zelenskaya menyatakan bahwa dia pada saat pencalonan pertama pun ia tak sepenuhnya mendukung upaya suaminya untuk menjadi presiden.
Dan pada kesempatan pencalonan kedua kalinya nanti tidak terlalu menakutkan karena saat ini Zelensky telah menjabat sebagai presiden.
Dia menambahkan bahwa dia akan tetap “mendukung keputusan apa pun yang diambilnya.”
Zelensky Inginkan Pemilu
Sebelumnya surat kabat asal Spanyol El Pais menyabutkan Vladimir Zelensky mungkin akan mengadakan pemilu tahun depan untuk memperkuat bonafiditas demokrasinya.
Ukraina saat ini berada di bawah darurat militer, yang berarti pemilihan umum dilarang, namun Zelensky sendiri berbicara tentang kemungkinan diadakannya pemungutan suara dalam sebuah wawancara televisi pada hari Minggu.
“Logikanya adalah jika Anda melindungi demokrasi, Anda juga harus melindunginya selama perang. Dan salah satu cara untuk melindunginya adalah pemilu,” katanya.
Ruslan Stefanchuk, presiden Rada (parlemen Ukraina), juga mengisyaratkan bulan lalu bahwa pembaruan undang-undang akan segera dilakukan karena demokrasi tidak bisa berhenti di Ukraina.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Diramal Berakhir 12 Tahun Lagi
Sekutu Zelensky, yang masa jabatannya akan berakhir pada bulan Oktober bersama rekan-rekan parlemen lainnya, mengakui pesan tersebut diturunkan dari Eropa dan negara lain.
Tak Beda dengan Rusia
Menurut El Pais, ini mengacu pada pendukung Kiev dari Amerika di partai Republik dan Demokrat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.