Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Dia Taktik dan Persenjataan Rusia yang Bisa Bikin Tank Abrams AS Milik Ukraina Jadi Besi Rongsok

militer Rusia sudah bersiap mengantisipasi kemampuan Tank Abrams AS yang dipasok ke Ukraina dengan strategi dan peralatan tempur sebagai berikut

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Ini Dia Taktik dan Persenjataan Rusia yang Bisa Bikin Tank Abrams AS Milik Ukraina Jadi Besi Rongsok
U.S. Army National Guard
Tank Abrams Amerika Serikat, Tank ini dikabarkan sudah sampai di Ukraina dan siap diterjunkan ke medang perang melawan Rusia. 

Ini Dia Taktik dan Persenjataan Rusia yang Bisa Bikin Tank Abrams AS Milik Ukraina Jadi Besi Rongsok

TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat Ukraina pada Senin (25/9/2023) mengumumkan kalau batch pertama dari 31 tank tempur utama M1 Abrams yang dijanjikan Amerika Serikat (AS) telah tiba di negara tersebut.

Rusia menyambut kabar ini dengan bersiap diri melakukan riset dan menyiapkan sejumlah persenjataan tempur untuk memusnahkan lapis baja dari AS tersebut.

Riset Moskow ini diklaim juga dilakukan saat NATO mengirimkan bantuan serupa seperti tank Leopard (seri 1 dan 2) buatan Jerman dan Tank Challenger 2 Inggris.

Rusia boleh berbangga karena tindakan militer mereka merujuk pada hasil riset tersebut terbukti membuat banyak lapis baja Barat yang digembar-gemborkan sangat superior di medan perang, nyatanya rusak dan hancur kena persenjataan tentara Moskow.

Challenger 2, Main Battle Tank (MBT) Inggris yang kabarnya tak pernah terkalahkan di medan perang, nyatanya juga hangus di peperangan Rusia vs Ukraina.

Kini, Rusia bersiap menghadapi ketangguhan Tank Abrams AS, MBT yang digadang Pentagon akan membuat Angkatan Darat Ukraina dapat lebih efektif mencegah tindakan agresif tentara Rusia.

Baca juga: Rusia Buktikan Sesumbar Barat Cuma Omong Kosong: Tank Challenger 2 dan Leopard Gosong di Ukraina

Apa Saja yang Dimiliki Rusia untuk Menghancurkan Tank Abrams?

Berita Rekomendasi

Serangan balasan Ukraina telah memberi pasukan Rusia banyak pengalaman untuk mempelajari apa yang berhasil dan apa yang tidak, ketika menargetkan tank berat NATO seperti Tank Abrams.

Sputnik, media pemerintah Rusia, menggambarkan kalau militer Rusia sudah bersiap mengantisipasi kemampuan Tank Abrams AS dengan strategi dan peralatan tempur sebagai berikut:

Pertama, dari segi strategi, serangan balasan Ukraina telah menunjukkan bahwa sekadar memancing tank-tank pasukan Ukraina ke wilayah yang banyak ranjau, sering kali sudah cukup melumpuhkan pasukan Kiev dan lapis baja Barat mereka.

Banyak serangan lapis baja Ukraina yang gagal setelah terkena ladang ranjau. 

Hal lain, barikade pertahanan gigi naga (dragon teeth) dinilai ampuh dan efektif menghentikan pergerakan barisan tank Ukraina.

Barikade Dragon Teeth yang dipakai militer Rusia sebagai taktik mempertahankan wilayah yang mereka kuasai dari Ukraina.
Barikade Dragon Teeth yang dipakai militer Rusia sebagai taktik mempertahankan wilayah yang mereka kuasai dari Ukraina. (© Sputnik / Press Service of the Governor of the Belgorod Region / Go to the mediabank)

Baca juga: Cara Kerja Barikade Dragon Teeth Rusia yang Diolok-olok Ukraina, Ilusi Tampak Gampang Tapi Mematikan

Militer Ukraina bahkan dilaporkan menarik tank seperti Leopard 2 dari garis depan dan lebih memilih menggunakan infanteri untuk maju dengan berjalan kaki demi menghindari kehilangan lapis baja sumbangan barat.

Kedua, ada faktor keunggulan kualitatif dan kuantitatif Rusia dalam aspek persenjataan artileri dan kekuatan udara.

Keunggulan jumlah dan kualitas ini diklaim memungkinkan pasukan Rusia menggunakan helikopter serang Kamov Ka-52 dan Mil Mi-28 untuk memburu tank Ukraina dengan rudal berpemandu laser dan menyerang dari jarak yang sangat jauh.

Cara ini, dari ulasan sputnik, sering kali membuat pertahanan udara Ukraina tidak bisa merespons.

Ketiga, faktor lapis baja milik Rusia sendiri.

Rusia mengklaim sudah meng-upgrade tank seri T-72B, T-72B3M, T-80, dan T-90M untuk menandingi tank lapis baja era Soviet dan MBT NATO milik Ukraina.

Meski juga kehilangan sejumlah tank karena tembakan musuh, keunggulan Rusia dalam hal jumlah membuat Ukraina kelabakan dalam melancarkan serangan balasan.

Faktor lain adalah, kemampuan gangguan GPS Rusia yang disebut mampu menggagalkan amunisi berpemandu presisi dan drone tempur Ukraina.

Rusia juga unggul dalam karakteristik jangkauan senjata utamanya pada beberapa model.

Sistem rudal anti-tank Kornet-EM milik Rusia.
Sistem rudal anti-tank Kornet-EM milik Rusia. (http://roe.ru/)

Baca juga: Lagi, Tank Challenger 2 yang Perkasa Hancur di Ukraina, Milisi Rusia: Cukup Pakai Satu Rudal Kornet

Keempat, kemampuan anti-lapis baja infanteri Rusia yang dipersenjatai dengan sistem rudal anti-tank portabel seperti Kornet, dirancang khusus untuk menargetkan tank tempur utama NATO generasi terbaru, termasuk tank Abrams.

Jauh sebelum serangan balasan Ukraina dimulai, Sputnik juga memperingatkan tentang efektivitas mematikan Kornet terhadap Leopard 2A4 Angkatan Darat Turki di Suriah, kendaraan tempur infanteri Abrams dan Bradley Angkatan Darat AS di Irak, dan tank Merkava Israel di Lebanon.

MBT Barat yang sudah dikerahkan di Ukraina kini mengalami nasib serupa di tangan sistem anti-tank portabel Rusia.

Diprediksi, Tank Abrams juga akan menjadi besi rongsok karena mengalami hal serupa, jika sistem rudal portabel itu ditembakkan cukup dekat dari sasaran.

FOTO FILE: Tank M1A1 Abrams Amerika Serikat diperlukan untuk melatih pasukan Ukraina menunggu diangkut ke area pelatihan di Grafenwoehr, Jerman, 14 Mei 2023.
FOTO FILE: Tank M1A1 Abrams Amerika Serikat diperlukan untuk melatih pasukan Ukraina menunggu diangkut ke area pelatihan di Grafenwoehr, Jerman, 14 Mei 2023. (Angkatan Darat AS/Spc. Christian Carrillo)

Apa Kelemahan Tank Abrams?

Sebagai informasi, Tank Abrams yang dikirim ke Ukraina tidak memiliki standar yang sama dengan yang digunakan oleh militer AS.

Meskipun tank-tank mereka menerima amunisi depleted uranium (DU) (amunisi kontroversial yang telah digunakan oleh AS dan NATO di sebagian besar wilayah bekas Yugoslavia dan Irak) tank-tank tersebut tidak dilengkapi dengan lapisan pelat baja DU ultra-tebal yang sama.

Tank Abrams yang dimiliki Angkatan Darat AS dilaporkan punya lapisan DU yang lebih tebal untuk meningkatkan perlindungan terhadap serangan musuh. 

Tank Abrams yang dipasok ke Ukraina tersebut, dilaporkan dibuat dari lambung dan turret yang diperbarui dari Sierra Army di pangkalan militer AS di California, di mana lapisan baja DU dilepas untuk alasan kerahasiaan.

"Karena tank-tank tersebut terbukti rentan terhadap sistem anti-tank musuh bahkan dengan lapis baja DU terpasang, pasukan Rusia seharusnya tidak memiliki masalah dalam menggunakan salah satu atau semua sistem senjata yang disebutkan di atas untuk menargetkan mereka," tulis ulasan Sputnik.

Infografis di bawah ini menyoroti beberapa titik lemah Tank Abrams yang digarisbawahi oleh para ahli militer Rusia.

Infografis kelemahan Tank Abrams yang dipasok AS ke Ukraina.
Infografis kelemahan Tank Abrams yang dipasok AS ke Ukraina. (sputnik)

 
Bagian Per Bagian Tank Abrams dan Senjata yang Tepat untuk Menghancurkannya 

Dari bagian depan, lapis baja 480 mm milik AS berbobot 70 ton ini dapat ditembus menggunakan sabot pelepas yang distabilkan sirip penusuk lapis baja (juga dikenal sebagai amunisi panah penetrator kinetik).

Sirip penusuk ini bisa ditembakkan dari senjata utama smoothbore 125 mm T-Rusia. 72s, T-72B3M, T-80BVM, dan T-90M.

Sideskirt Tank Abrams, serta bagian samping dan belakang turret dan kompartemen mesin (titik celah pemasukan udara mesin ke bagian belakang tangki) rentan terhadap sistem anti-tank portabel.

Sistem rudal anti-tank yang bisa menghentikan tank Abrams di bagian ini, termasuk rudal Kornet yang disebutkan di atas, ditambah sistem serupa seperti Konkurs, Shturm-S, dan Khrizantema, rudal ganda yang punya karakteristik serangan tandem.

Terakhir, lapis baja depan dan bagian atas turret tank Abrams rentan terhadap helikopter Ka-52 dan Mil Mi-28 yang dilengkapi dengan rudal anti-tank Shturm, Ataka, dan Vikhr.

Tank M1 Abrams
Tank M1 Abrams (Daniel Brown/Business Insider)

Bisa Lumpuh Cuma Karena Tembakan Senapan Mesin

Pensiunan kolonel Angkatan Darat Rusia dan kandidat ilmu militer yang berspesialisasi dalam bidang lapis baja, Sergey Suvorov juga memberikan detail soal kelemahan tank Abrams.

“Pada sebagian besar kendaraan dan peralatan lapis baja model Barat, bagian samping dan belakang cenderung rentan,” kata Sergey Suvorov,

“Ada beberapa kasus di Irak di mana Abrams terkena tembakan autocannon 25 mm Bradley dan autocannon 30 mm milik BMP 2. Bahkan ada kasus Abrams di Irak yang dilumpuhkan menggunakan senapan mesin berat DShK,” jelas pengamat tersebut.

Faktor-faktor 'kecil' penyebab lumpuhnya tank Abrams ini, kata dia, biasanya tidak dianggap sebagai kelemaha utama, namun dimasukkan ke dalam ketegori "penyebab sekunder".

"Namun demikian, tank-tank tersebut hancur, dengan peluru dalam kasus serangan DShK yang berakhir mengenai unit daya tambahan yang terletak di belakang turret, dengan minyak yang terbakar mengalir ke pembangkit listrik utama, mesin terbakar, dan tangki terbakar," kenang Suvorov.

Suvorov mengakui, Armor depan Abrams memberikan perlindungan yang baik bagi tank.

Meski begitu, sudut kemiringan lambung yang besar menunjukkan kalau jika proyektil memantul ke ruang antara menara dan lambung, moncong senapan tersebut dapat ditembus.

Hal yang sama berlaku untuk bagian atas turret, serta kompartemen mesin dan transmisi, yang menurut pengamat itu, lapis bajanya cenderung lebih lemah dibandingkan tank Rusia sejenis.

“Jika kita membandingkan Abrams dengan Leopard terbaru, senjata pada Abrams adalah senjata Rheinmetall Jerman, diproduksi di bawah lisensi di AS, tetapi salah satu varian paling awal, yaitu sama dengan yang ada pada Leopard 2 A4, dengan a Panjang laras kaliber 44. Leopard terbaru memiliki senjata kaliber 55 dengan ruang pengisian yang kuat, yang memungkinkan penggunaan amunisi baru yang menciptakan tekanan gas lebih besar di saluran pengisian dan, karenanya, memiliki kecepatan awal yang lebih besar, yang berarti penetrasi lapis baja lebih baik,” kata Suvorov.

(oln/rt/sptnk/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas