Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mirip di Amerika, Penembakan Massal Kerap Terjadi di Thailand, Ini Penyebabnya

Di benua Asia tepatnya negara tetangga Indonesia yakni Thailand juga kerap terjadi penembakan massal.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Mirip di Amerika, Penembakan Massal Kerap Terjadi di Thailand, Ini Penyebabnya
Lillian SUWANRUMPHA / AFP
Orang-orang meninggalkan pusat perbelanjaan Siam Paragon di Bangkok pada 3 Oktober 2023, menyusul insiden penembakan di mal tersebut. Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan telah terjadi penembakan pada 3 Oktober di pusat perbelanjaan di pusat kota Bangkok, dan ratusan orang terlihat melarikan diri dari lokasi kejadian. 

TRIBUNNEWS.COM, THAILAND -  Bukan hanya di Amerika Serikat kasus penembakan massal kerap terjadi.

Di benua Asia tepatnya negara tetangga Indonesia yakni Thailand juga kerap terjadi penembakan massal.

Pelakunya seorang remaja berusia 14 tahun memberondong pengunjung di Mal Siam Paragon, Bangkok, Thailand, Selasa (3/10/2023), dengan senjata api.

Insiden itu menewaskan dua orang turis asing (sebelumnya diberitakan tiga orang).

Pelaku penembakan ditangkap oleh pihak berwajib.

Bukan yang pertama kali

Baca juga: Remaja Pelaku Penembakan di Mal Siam Paragon Thailand Disebut Anak Profesor, Ini Pengakuannya

Penembakan di Thailand kerap terjadi.

Berita Rekomendasi

Hal ini menjadi ketakutan bagi wisatawan asing, apalagi kali ini dua korbannya adalah turis asing.

Penembakan bersenjata merupakan hal yang biasa di Thailand.

Tahun 2022 lalu, seorang mantan petugas polisi membunuh 36 anak di taman kanak-kanak dalam serangan menggunakan senjata dan pisau.

Sementara pada tahun 2020, seorang tentara menembak dan membunuh sedikitnya 29 orang dan melukai 57 orang dalam amukan yang terjadi di empat lokasi di dan sekitar kota timur laut Thailand.

Pada Juni 2021, seorang mantan tentara melepaskan tembakan di sebuah rumah sakit virus corona di dekat Bangkok, menewaskan seorang pasien berusia 54 tahun setelah sebelumnya menembak mati seorang karyawan toko serba ada (toserba).

Aturan Senjata Api di Thailand

Aturan soal kepemilikan senjata api di Thailand cukup ketat.

Seseorang yang memiliki senjata api secara ilegal diancam dengan hukuman penjara hingga 10 tahun dan denda hingga 20.000 baht.

Pemohon lisensi pemilik senjata api harus memberikan alasan yang jelas untuk memiliki senjata api, seperti untuk berburu atau menjadi bagian dari koleksi.

Pemohon harus berusia minimal 20 tahun dan terlebih dahulu menjalani pemeriksaan latar belakang yang mempertimbangkan perilaku pribadi, kondisi kehidupan, pendapatan, dan catatan kriminal apa pun.

Meski memiliki aturan senjata api cukup ketat, namun kepemilikan senjata api di Thailand tergolong cukup tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain di Asia Tenggara.

Perkiraan jumlah total senjata yang dipegang, secara legal dan ilegal, oleh warga sipil di Thailand adalah 10,3 juta pada tahun 2017, atau satu untuk setiap tujuh warga negara.

Dari jumlah tersebut, sekitar 4 juta adalah ilegal.

Menurut data Gunpolicy.org, jumlah kematian tahunan akibat senjata api adalah 1.292 pada 2019, turun dari 2.953 kematian satu dekade sebelumnya.

Di dunia maya, warganet Thailand sering mengeluh tentang rasa aman yang menurun akibat peredaran senjata api.

Menurut sebagian warganet, ada orang-orang yang menyombongkan kepemilikan senjata api.

Senjata api oleh beberapa orang dianggap sebagai simbol kekuasaan dan hak istimewa karena harganya mahal dan tidak mudah diperoleh secara legal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas