Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pusing Armada Laut Hitam Terus Diberondong Drone Ukraina, Rusia Kerahkan Pesawat Amfibi Bertorpedo

Beriev Be-12 Rusia adalah pesawat turboprop, memiliki radar, detektor anomali magnetik, dan sonobuoy, serta dapat dipersenjatai dengan torpedo

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pusing Armada Laut Hitam Terus Diberondong Drone Ukraina, Rusia Kerahkan Pesawat Amfibi Bertorpedo
Foto oleh Michal Fludra/NurPhoto via Getty Images
Pesawat amfibi Be-12 yang dirancang untuk tugas anti-kapal selam dan patroli maritim terlihat di Museum of the World Ocean di Kaliningrad, Rusia, pada 7 September 2019. 

“Aset utama Rusia dalam operasi ini adalah pesawat amfibi Be-12 MAIL, yang dirancang pada tahun 1950an, terbang dari pangkalan di wilayah Krimea.”

Pesawat Amfibi Beriev Be-12 tengah lepas landas.
Pesawat Amfibi Beriev Be-12 tengah lepas landas. (Photo by: aviation-images.com/Universal Images Group via Getty Images)

Bertenaga Jet, Bisa Take-off dari Darat dan Laut

Beriev Be-12 adalah pesawat turboprop era Soviet yang dirancang pada tahun 1950an dan pertama kali diterbangkan pada tahun 1960.

Mampu take-off baik dari pangkalan darat maupun perairan, Be-12 dibuat untuk melakukan misi anti-kapal selam dan maritim jarak pendek untuk tugas patroli.

Be-12 dinilai sebagai kendaraan patroli yang efektif karena memiliki radar, detektor anomali magnetik, dan sonobuoy, serta dapat dipersenjatai dengan torpedo dan ranjau.

Biasanya terbang dengan empat awak – dua pilot, seorang navigator, dan seorang operator radio dan sensor – Be-12 dapat mencapai kecepatan hampir 330 mph dan terbang pada ketinggian maksimum sekitar 10.000 kaki.

Karena usia pesawat ini sangat tua, Rusia telah mulai menggantinya dengan Be-200ES bertenaga jet.

Rusia telah lama mengoperasikan Be-12 di Pangkalan Udara Kacha di Krimea, tempat pesawat-pesawat tersebut terlihat berpatroli tahun lalu.

Berita Rekomendasi

Masih harus dilihat apakah Be-12 mampu memberikan perbedaan dalam mengekan ancaman drone laut Ukraina.

HAJAR KAPAL SELAM - Rincian titik yang menunjukkan, rudal jelajah Ukraina menghajar dok sandar kapal selam Rusia dan sebuah kapal perang jenis pendarat di Galangan Kapal Sevastopol, Krimea, pada serangan Rabu (13/9/2023) dini hari.
HAJAR KAPAL SELAM - Rincian titik yang menunjukkan, rudal jelajah Ukraina menghajar dok sandar kapal selam Rusia dan sebuah kapal perang jenis pendarat di Galangan Kapal Sevastopol, Krimea, pada serangan Rabu (13/9/2023) dini hari. (twitter)

Armada Dipindah dari Sevastopol ke Novorossiysk

Selain meningkatkan operasi patroli udara maritim, Rusia juga telah melakukan operasi serangan maritim dengan jet tempurnya.

Menurut kementerian pertahanan Inggris, ada indikasi Rusia merelokasi aktivitas Armada Laut Hitam dari Sevastopol ke Novorossiysk, sebuah proses yang sudah berlangsung agar armada mereka lebih aman dari serangan.

“Dengan kemungkinan lebih banyak aktivitas Armada yang direlokasi ke Novorossiysk dalam menghadapi ancaman terhadap Sevastopol, Rusia berupaya menggunakan kekuatan udara angkatan lautnya untuk memproyeksikan kekuatan di wilayah barat laut Laut Hitam,” kata Kementerian Pertahanan Inggris pada Senin.

Sevastopol, yang terletak di tepi barat daya Krimea dan merupakan markas Armada Laut Hitam, menjadi korban dua serangan rudal jelajah besar bulan lalu, yang satu menargetkan galangan kapal utama dan yang lainnya menghantam markas armada.

Secara kolektif, serangan-serangan ini merusak beberapa kapal, serta menewaskan dan melukai sejumlah personel Rusia.

Novorossiysk, sebaliknya, adalah pelabuhan yang terletak di seberang Laut Hitam di wilayah Rusia yang diakui secara internasional.

Meski begitu, Ukraina telah menunjukkan bahwa mereka masih dapat mencapai Novorossiysk dengan drone lautnya dan menimbulkan kerusakan di sana.

(oln/BI/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas