Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyidik PBB: Rudal HIMARS Ukraina Bukan Dalang Ledakan Mematikan di Penjara Berisi Ribuan Tawanan

Pada tanggal 29 Juli 2022, setidaknya 51 tawanan perang dari pihak Ukraina tewas dalam pemboman penjara Olenivka.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Penyidik PBB: Rudal HIMARS Ukraina Bukan Dalang Ledakan Mematikan di Penjara Berisi Ribuan Tawanan
TASS
Situasi dan keadaan di penjara Olenivka di wilayah timur Donetsk setelah serangan rudal. 

Penyidik PBB: Rudal HIMARS Ukraina Bukan Dalang Ledakan Mematikan di Penjara Berisi Ribuan Tawanan

TRIBUNNEWS.COM - Penyidik PBB untuk dugaan kejahatan kemanusiaan mengumumkan hasil investigasi mereka atas sebuah ledakan mematikan di sebuah penjara di wilayah pendudukan Rusia di Ukraina timur tahun lalu.

Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas ledakan yang menewaskan puluhan tentara Ukraina berstatus tawanan perang tersebut.

"Ledakan bukan disebabkan oleh roket HIMARS Ukraina," kata para penyelidik PBB.

Baca juga: Polandia Serius Bikin Rusia Mikir Dua Kali: Tak Cuma Borong 500 HIMARS, Bikin Pabriknya Sekalian

Bukan Karakteristik HIMARS

Pada tanggal 29 Juli 2022, setidaknya 51 tawanan perang dari pihak Ukraina tewas dalam pemboman penjara Olenivka.

Penjara yang dikuasai tentara Moskow ini berada di wilayah timur Donetsk.

Rusia dan Ukraina sama-sama saling menuduh berada di balik serangan tersebut.

BERITA TERKAIT

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Rabu (4/10/2023), para penyelidik dari Misi Pemantau Hak PBB di Ukraina mengatakan mereka terus menyelidiki ledakan tersebut.

Mereka menekankan, diperlukan lebih banyak informasi untuk mengetahui keadaan sebenarnya dan pihak mana yang harus bertanggung jawab.

Namun, kata mereka, jelas bahwa ledakan tersebut bukan disebabkan oleh roket HIMARS yang diluncurkan oleh angkatan bersenjata Ukraina.

“Tingkat kerusakan pada dinding, langit-langit, atap dan jendela barak, kondisi tempat tidur di dalam, besarnya sisa kawah, dan radius tumbukan bukan merupakan karakteristik dampak amunisi HIMARS,” kata mereka.

Sistem peluncur rudal HIMARS. Lockheed Martin mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan industri Polandia untuk merancang kit modul peluncur-pemuat HIMARS untuk dipasang pada truk Jelcz 6X6 buatan Polandia. Pabrik HIMARS di Polandia akan mulai produksi pada 2025. Polandia memang berencana menjadi negara nomor satu di Eropa urusan kekuatan militer. Misi ini seturut ancaman keamanan yang muncul karena Rusia menginvasi Ukraina.
Sistem peluncur rudal HIMARS. Lockheed Martin mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan industri Polandia untuk merancang kit modul peluncur-pemuat HIMARS untuk dipasang pada truk Jelcz 6X6 buatan Polandia. Pabrik HIMARS di Polandia akan mulai produksi pada 2025. Polandia memang berencana menjadi negara nomor satu di Eropa urusan kekuatan militer. Misi ini seturut ancaman keamanan yang muncul karena Rusia menginvasi Ukraina. (Lockheed Martin)

Kesimpulan Cuma dari Analisis dan Wawancara, Belum Bisa ke TKP

Misi badan hak asasi manusia PBB, yang telah hadir di Ukraina sejak tahun 2014, belum memiliki akses ke koloni hukuman tersebut.

Meski begitu, penyidik PBB mengatakan pihaknya telah mencapai kesimpulan tersebut setelah melakukan wawancara dengan lebih dari 50 saksi dan penyintas, serta analisis video dan foto rekaman.

“Bahkan satu roket HIMARS pun kemungkinan besar akan menyebabkan kerusakan dan kehancuran barak dan wilayah sekitarnya dalam skala yang jauh lebih besar dan lebih parah,” kata laporan itu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas