Ukraina: Rusia Pakai Taktik 'False Flag', Senjata Rebutan Bantuan Barat ke Kiev Diberi ke Hamas
Intelijen Ukraina menyebut Rusia Merencanakan 'Bendera Palsu', Senjata Barat yang Direbutdari Kiev dioper ke Gaza
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Ukraina Tuduh Rusia Pakai Taktik 'False Flag', Senjata Rebutan Bantuan Barat ke Kiev Diberi ke Hamas
TRIBUNNEWS.COM - Badan intelijen militer Ukraina (GUR) mengeluarkan pernyataan yang menuduh Rusia menjadi pihak yang menyerahkan persenjataan Barat yang direbut dari tentara Kiev ke pejuang Hamas Palestina yang bertempur di Israel selatan dan Jalur Gaza.
Pernyataan GUR itu sebagai respons atas adanya kecurigaan dari Amerika Serikat (AS) kalau Hamas kini memiliki persenjataan Barat dari pasar gelap yang menjual bantuan persenjataan ditujukan bagi Ukraina.
Baca juga: Punya Manpads, Senjata-Senjata Hamas Buat Gempur Israel Justru Berasal dari AS Buat Ukraina?
Taktik False Flag
GUR Ukraina menyebut Rusia menjalankan taktik False Flag yang bertujuan mendeskriditkan tentara Ukraina agar tidak lagi mendapat bantuan persenjataan dari Barat.
"Angkatan Darat Rusia telah memberikan “senjata trofi” buatan Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa, yang diambil dari Tentara Kiev selama perang yang telah berlangsung selama 20 bulan," kata badan GUR Ukraina dalam sebuah pernyataan, Senin (9/10/2023).
Ukraina menyebut senjata mereka yang direbut militer Rusia adalah trofi bagi Moskow.
"Setelah merebut senjata dari tentara Kiev, Moskow kemudian akan mengklaim militer Ukraina menjual senjata sumbangan Barat kepada Hamas “secara teratur” sebagai bagian dari operasi false flag," tambah GUR.
Pada pertengahan Juni silam, Newsweek memang pernah melaporkan kekhawatiran militer Israel terhadap kemungkinan senjata buatan AS dan Barat yang masuk ke Ukraina bisa berakhir di tangan musuh-musuh Israel di Timur Tengah.
Baca juga: Rusia Guyur Ukraina Pakai 40 Bom Luncur Modifikasi, Satu Unit Seberat 1.500 Kg, Tentara Kiev Gemetar
“Kami sangat khawatir bahwa sebagian dari kemampuan ini akan jatuh ke tangan Hizbullah dan Hamas,” seorang komandan tinggi Israel mengatakan kepada media tersebut tanpa menyebut nama karena sensitifnya topik tersebut.
"Dugaan rencana tersebut bertujuan untuk mendiskreditkan militer Ukraina dan membendung gelombang bantuan militer dari sekutu Kiev di Barat," kata GUR.
Ukraina sangat bergantung pada sumbangan bantuan militer Barat untuk mempertahankan upaya perangnya melawan pasukan Kremlin.
(oln/NW/*)