Cuma 12 Orang, Pasukan Siluman Ukraina yang Jalan Kaki Acak-acak Satu Peleton Tentara Rusia
Unit pasukan siluman Ukraina ini mampu berada sangat dekat dari tentara Rusia tanpa diketahui musuh.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Cuma 12 Orang, Pasukan Siluman Ukraina yang Jalan Kaki Acak-acak Satu Peleton Tentara Rusia
TRIBUNNEWS.COM - Militer Ukraina melakukan penyesuaian taktik di garis depan karena kalah jumlah dan menghadapi pertahanan kuat Rusia.
Penyesuaian taktik tentara Kiev tersebut terbilang penuh risiko dan berisiko kematian karena hanya mengandalkan unit-unit kecil berkekuatan 12 orang.
Pasukan siluman berkekuatan sedikit personel itu berhadapan dengan pasukan Rusia yang lebih besar, lazim berkekuatan satu peleton dengan jumlah berkisar antara 30 hingga 50 orang tentara Moskow.
Baca juga: Rusia Guyur Ukraina Pakai 40 Bom Luncur Modifikasi, Satu Unit Seberat 1.500 Kg, Tentara Kiev Gemetar
"Kelompok siluman, yang terdiri dari empat hingga 12 tentara, dapat mendekati pasukan Rusia tanpa diketahui, tidak seperti kendaraan atau kelompok pasukan besar," tulis laporan The Washington Post.
Meski kalah jumlah, unit-unit tentara Ukraina ini punya keuntungan 'stealth' dari pasukan Rusia.
Pada beberapa pertempuran, kata laporan tersebut, unit pasukan siluman Ukraina ini berada sangat dekat dari tentara Rusia tanpa diketahui musuh.
"Kadang-kadang mereka berada cukup dekat untuk membaca label nama pada pelindung tubuh prajurit," kata The Post melaporkan, mengutip wawancara dengan tentara dan komandan Ukraina.
Baca juga: Brigade Top Ukraina Dilanda Huru-hara, Pasukan Ogah Laksanakan Perintah di Perang Lawan Rusia
Keuntungan tidak terdeteksi ini membuat pasukan siluman Ukraina bisa menyerang secara cepat dan hebat, membuat pasukan Rusia acak-acakan dan kehilangan banyak personel.
"Serangan mereka menyebabkan kekacauan di garis depan," kata laporan itu.
Tentara Ukraina mengatakan kepada The Post, kalau taktik tersebut membantu Ukraina merebut kembali desa Andriivka dan Klishchiivka bulan lalu.
Kata mereka, taktik ini juga sangat cocok untuk lingkungan di sekitar kota Bakhmut, tempat terjadinya pertempuran terpanjang dan paling berdarah di Ukraina.
"Tentara Ukraina di sana harus bergerak cepat dan keras ke arah musuh," ulas laporan The Post.
Tak Terdeteksi Tapi Sangat Berisiko
Ada sejumlah keuntungan bagi tentara Ukraina menggunakan taktik siluman dengan sedikit jumlah personel ini.
Menggunakan tim yang lebih kecil akan mengurangi paparan mereka terhadap drone, helikopter serang, dan kru artileri yang memburu kelompok yang lebih besar.
Namun taktik ini memiliki risiko yang besar, dan jika seseorang terluka atau terbunuh, evakuasi menjadi berbahaya dan sulit dilakukan.
“Musuh menggigit, melawan, mereka memiliki keuntungan besar, satu lawan lima,” kata seorang komandan peleton penyerang dengan kode nama Percent dilansir The Post.
Taktik siluman ini sejatinya bertentangan dengan apa yang diberikan NATO dalam pelatihan tempurnya terhadap pasukan Ukraina.
Tentara NATO selazimnya menyarankan pasukan Kiev untuk menyerang pertahanan Rusia dalam kelompok besar.
Dalam beberapa bulan terakhir, Ukraina tampaknya telah mengabaikan beberapa pelatihan yang diberikan tentara NATO tersebut.
Lembaga analis The Institute for the Study of War yang berbasis di Washington DC memuji inisiatif Ukraina ini.
"Hal itu adalah sebuah hal yang baik. Taktik yang jauh lebih baik melawan Rusia," tulis analisis lembaga tersebut.
Pihak lain juga menyebutkan perlunya taktik berbeda yang dilakukan Ukraina untuk menghadapi kenyataan di lapangan.
Seorang veteran AS yang sekarang bertempur di Ukraina dan melatih tentaranya mengatakan kepada Insider bulan lalu bahwa pasukan Rusia sangat besar sehingga tidak ada cara untuk mengepung mereka.
Sebaliknya, Ukraina harus mengambil tindakan di tengah – sebuah langkah yang berisiko – katanya.
"Satu-satunya keuntungan yang dimiliki Ukraina adalah Rusia tidak “tahu secara pasti kapan Anda akan datang,” tambahnya.
(oln/TWP/BI/*)