Gereja Ortodoks di Gaza Terkena Serangan Udara Israel, Setidaknya 8 Orang Meninggal
Kompleks Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius terkena serangan udara Israel di pusat Kota Gaza. Sedikitnya 8 orang tewas.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
Kompleks tersebut terletak tidak jauh dari Rumah Sakit Al-Ahli Arab, sebuah fasilitas yang terkena serangan langsung pada Selasa malam, mengakibatkan ledakan yang menewaskan sekitar 500 orang.
Pihak berwenang Palestina menyalahkan Israel atas serangan tersebut, sementara Tel Aviv mengatakan bahwa roket yang ditembakkan oleh kelompok militan lain di Gaza, Jihad Islam Palestina, adalah penyebabnya.
Baca juga: Ketika Orang Yahudi Berjuang dari Kejauhan untuk Warga Palestina di Gaza
Jihad Islam Palestina membantah tuduhan Israel.
Kehancuran di St. Porphyrius terjadi kurang dari dua minggu setelah Hamas melancarkan serangkaian serangan teror terhadap Israel, menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 150 orang.
Israel membalas menyatakan perang, memulai blokade total di Gaza dan menyiapkan pasukannya untuk menyerang.
Berikut rekap perkembangan terkini perang Israel-Hamas
- Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi memperingatkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi dalam perang Israel-Hamas.
- Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan risiko dampak regional dari perang Israel-Hamas "benar-benar nyata".
- Patriarkat Ortodoks Yerusalem mengeluarkan kecamannya yang paling keras atas serangan di kompleks gerejanya di Gaza, dengan mengatakan bahwa serangan itu merupakan kejahatan perang.
- Sebuah kapal perang AS menembak jatuh rudal dan drone yang ditembakkan dari Yaman, berpotensi menuju Israel.
- Komite Perlindungan Jurnalis mengatakan 21 pekerja media telah terbunuh sejak awal perang Israel-Hamas, termasuk 17 warga Palestina, tiga warga Israel, dan satu warga Lebanon.
- Setidaknya 35 senator AS menyerukan akses berkelanjutan terhadap bantuan kemanusiaan bagi lebih dari 2 juta penduduk Gaza.
- PBB mengatakan seorang warga sipil Lebanon tewas dalam baku tembak di perbatasan Israel-Lebanon.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)