Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Ledakkan Truk Konvoi Pengungsi Gaza, Cerita Haru Jurnalis Foto yang Istrinya Tewas

Jurnalis foto Sameh Murad kehilangan istrinya yang meninggal oleh serangan udara Israel ke konvoi truk pengungsi warga Gaza Jumat, 13 Oktober lalu.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Israel Ledakkan Truk Konvoi Pengungsi Gaza, Cerita Haru Jurnalis Foto yang Istrinya Tewas
Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera.
Jurnalis foto Sameh Murad menangis sambil memeluk putri cantiknya, Mayar, yang selamat dari pemboman Israel dari udara terhadap konvoi warga sipil Gaza yang tinggal di utara menuju ke Jalur Gaza selatan pada Jumat 13 Oktober. Dina Taher, ibu Mayar meninggal dunia dalam serangan biadab tersebut. Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera. 

Saat itu rumah sakit tersebut jadi tempat berlindug ribuan orang yang kehilangan rumah dan berkumpul dalam ketakutan.

Namun para pengungsi menjadi sasaran bom Israel dari langit. Lebih dari 70 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam konvoi tersebut.

Sameh Murad fotogafer lepas di Jalur Gaza saat berada di halaman Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza yang dipenuhi pengungsi. Dina Taher, istrinya yang dia nikahi 2021 lalu meninggal oleh serangan udara Israel saat berusaha mengungsi ke Gaza selatan dengan menumpang konvoi truk dan mobil bersama warga Gaza lainnya, Jumat, 13 Oktober 2023.  Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera
Sameh Murad fotogafer lepas di Jalur Gaza saat berada di halaman Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza yang dipenuhi pengungsi. Dina Taher, istrinya yang dia nikahi 2021 lalu meninggal oleh serangan udara Israel saat berusaha mengungsi ke Gaza selatan dengan menumpang konvoi truk dan mobil bersama warga Gaza lainnya, Jumat, 13 Oktober 2023.  Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera (Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera)

Sameh panik ketika mendengar keluarganya berada di salah satu truk yang menjadi sasaran, korban tewas dan luka-luka dibawa ke Shifa, katanya.

Sebuah mobil penumpang membawa keluarganya kembali ke Rumah Sakit al-Shifa. Sameh berlari ke mobil dan menarik putrinya dengan lega. Kemudian dia menyadari bahwa Dina Taher tidak ada di dalam mobil.

“Ambulans membawa mereka yang terbunuh ke pintu masuk lain,” katanya terbata-bata. “Saya tahu dia sudah pergi.

“Saya tidak dapat menggambarkan perasaan saya saat menerima panggilan telepon pertama yang meminta saya memeriksa keluarga saya karena truk telah ditabrak. Penantian yang menyiksa untuk melihat apakah mereka semua baik-baik saja," tuturnya.

Ibun kandung Sameh, Samah Murad Msameh, 47 tahun, telah berada di al-Shifa sejak konvoi tersebut diserang. Dia merawat cucu-cucunya dan saudara laki-laki Sameh, Waseem, yang terluka dalam pemboman tersebut.

BERITA REKOMENDASI

Berada di tempat yang sama dengan Sameh sangat membantu.

Setiap kali dia ada waktu istirahat dalam pekerjaannya, dia akan datang menemui mereka dan menghabiskan waktu bersama putri-putrinya, bermain dengan mereka dan sedikit mengalihkan perhatian mereka.

Samah Murad Msameh, ibu rumah tangga yang selamat saat iring-iringan mobil yang ditumpangi warga sipil Gaza dibombardir dari udara oleh militer Israel, 13 Oktober 2023 lalu. Saat kejadian warga sipil dari Jalur Gaza bagian utara sedang mengungsi ke selatan atas perintah Israel agar segera mengosongkan wilayah Gaza Utara. Samah Murad Msameh kini mengungsi di Rumah Sakit al-Shifa. Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera
Samah Murad Msameh, ibu rumah tangga yang selamat saat iring-iringan mobil yang ditumpangi warga sipil Gaza dibombardir dari udara oleh militer Israel, 13 Oktober 2023 lalu. Saat kejadian warga sipil dari Jalur Gaza bagian utara sedang mengungsi ke selatan atas perintah Israel agar segera mengosongkan wilayah Gaza Utara. Samah Murad Msameh kini mengungsi di Rumah Sakit al-Shifa. Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera (Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera)

Hal ini juga membantunya, karena gadis-gadisnya ada di dekatnya dan dia bisa mencari mereka setiap kali ada suara menakutkan dan dia bertanya-tanya apakah mer

Msameh masih shock atas apa yang terjadi. “Agresi ini berada pada tingkat yang berbeda,” katanya sambil menarik napas dengan gemetar.

Mereka baru saja keluar dari Kota Gaza, dekat Shujayea, katanya, ketika orang-orang di jalan mulai memperingatkan konvoi tersebut untuk kembali karena mereka mendengar bahwa pengungsi lainnya telah terbunuh. Namun truk-truk tersebut terus melaju, sejauh sekitar 20 meter (66 kaki), sebelum terdengar ledakan.

“Saya belum pernah mendengar suara seperti itu sebelumnya. Kami diliputi asap hitam tebal dan jeritan terdengar di sekitarku, telingaku dipenuhi jeritan orang lain tetapi aku tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi.

“Menantu perempuan saya mengalami pendarahan di dahinya. Saya mencoba menyeka darahnya dan menanyakan apa yang terjadi padanya," tuturnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas