Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Ledakkan Truk Konvoi Pengungsi Gaza, Cerita Haru Jurnalis Foto yang Istrinya Tewas

Jurnalis foto Sameh Murad kehilangan istrinya yang meninggal oleh serangan udara Israel ke konvoi truk pengungsi warga Gaza Jumat, 13 Oktober lalu.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Israel Ledakkan Truk Konvoi Pengungsi Gaza, Cerita Haru Jurnalis Foto yang Istrinya Tewas
Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera.
Jurnalis foto Sameh Murad menangis sambil memeluk putri cantiknya, Mayar, yang selamat dari pemboman Israel dari udara terhadap konvoi warga sipil Gaza yang tinggal di utara menuju ke Jalur Gaza selatan pada Jumat 13 Oktober. Dina Taher, ibu Mayar meninggal dunia dalam serangan biadab tersebut. Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera. 

"Ketika dia memalingkan wajahnya, saya melihat dia kehilangan matanya dan saya mulai berteriak. Lalu saya menyuruhnya untuk tetap terjaga, bahwa dia harus kuat, saya akan memanggil ambulans dan kami akan keluar dari sana.

“Kemudian anak saya Waseem mulai berteriak bahwa kakinya terluka. Serangan-serangan itu masih menimpa kami dari langit," ungkapnya.

"Saya berhasil mendorong putri saya keluar dari bak truk, yang penuh dengan orang tewas dan terluka, dan menyuruhnya berlari secepat yang dia bisa.

“Anak saya berteriak agar saya membantunya tetapi yang bisa saya lakukan hanyalah menyuruhnya berbaring karena saya khawatir lukanya akan bertambah parah.

“Sekitar 30 orang dari kami bersembunyi di balik pembatas beton yang dulunya merupakan pos pemeriksaan polisi di dekat jalan raya."

"Kemudian malaikat berwujud sopir berhenti di dekat truk dan saya melihatnya menggendong anak saya ke mobilnya. Saya berlari ke arah mereka, dan dia membawa kami semua ke rumah sakit.

Sejak itu, saya tidak bisa tidur satu menit pun. Putriku tidak bernyawa, tidak ada emosi atau reaksi darinya. Menantu perempuan saya, ya… Tuhan mengistirahatkan jiwanya.

BERITA REKOMENDASI

“Setiap kali saya menutup mata, saya melihat orang-orang terbunuh, menantu perempuan saya berdarah, dan anak saya berteriak ‘Tolong saya’. Saya tahu saya memerlukan terapi berbulan-bulan hanya untuk bisa melewati ini. Saya tidak tahan dengan apa yang saya saksikan,” ungkap Samah Murad Msameh.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas