Para Pemimpin Arab-Eropa Terbelah Soal Gaza di KTT Mesir, Ungkit Tragedi Nakba 1948, Apa Itu?
Para pemimpin Arab juga menyuarakan kecemasan akan ancaman yang dikeluarkan oleh pejabat Israel untuk mengusir 2,3 juta penduduk Gaza ke Mesir.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Ia menetapkan tanggal tersebut sebagai hari resmi peringatan hilangnya tanah air Palestina.
Mengapa warga Palestina harus pergi?
Hingga berakhirnya Perang Dunia I, Palestina berada di bawah kekuasaan Turki sebagai bagian dari Kesultanan Utsmaniyah.
Wilayah ini kemudian berada di bawah kendali Inggris, yang disebut British Mandate, Mandat untuk Palestina.
Selama periode tersebut – yang ditandai dengan meningkatnya antisemitisme di Eropa – semakin banyak orang Yahudi dari seluruh dunia yang pindah ke sana.
Bagi mereka, Israel mereka anggap sebagai tanah air leluhur mereka: Eretz Israel, Tanah Perjanjian tempat orang Yahudi selalu tinggal.
Setelah pengalaman Holocaust di Nazi Jerman, Rencana Pembagian Palestina PBB diadopsi oleh Majelis Umum PBB.
Liga Arab menolak rencana tersebut, namun Badan Yahudi untuk Palestina menerimanya.
Pada tanggal 14 Mei 1948, Negara Israel diproklamasikan.
Sebagai reaksinya, koalisi lima negara Arab menyatakan perang namun akhirnya dikalahkan oleh Israel pada tahun 1949.
Sebelum perang, antara 200.000 hingga 300.000 warga Palestina telah meninggalkan atau dipaksa keluar dan selama pertempuran tersebut, 300.000 hingga 400.000 warga Palestina lainnya terpaksa mengungsi.
Jumlah keseluruhannya diperkirakan sekitar 700.000 orang.
Selama perang, lebih dari 400 desa Arab hancur.
Meskipun pelanggaran hak asasi manusia dilakukan oleh kedua belah pihak, pembantaian Deir Yassin – sebuah desa di jalan antara Tel Aviv dan Yerusalem – masih terpatri dalam ingatan orang Palestina hingga hari ini.
Setidaknya 100 orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak. Peristiwa tersebut memicu ketakutan yang meluas di kalangan warga Palestina dan mendorong banyak orang meninggalkan rumah mereka.
Pada akhir perang, Israel menguasai sekitar 40 persen wilayah yang awalnya diperuntukkan bagi Palestina berdasarkan rencana pembagian PBB tahun 1947.
Ke mana Warga Palestina pergi?
Sebagian besar orang Palestina berakhir sebagai pengungsi tanpa kewarganegaraan di negara-negara Arab tetangga, tak banyak dari mereka yang pindah lebih jauh.
Sampai hari ini, hanya sebagian kecil dari generasi penerus Palestina yang telah mengajukan atau menerima kewarganegaraan lain.
Akibatnya, sebagian besar dari saat ini sekitar 6,2 juta orang Palestina di Timur Tengah tetap tanpa kewarganegaraan.
Menurut badan pengungsi Palestina PBB, UNRWA, sebagian besar orang Palestina masih tinggal di kamp-kamp pengungsi yang seiring waktu berubah menjadi kota-kota pengungsi.
Mereka kebanyakan menempati Jalur Gaza,Tepi Barat yang Diduduki Israel, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yerusalem Timur.
Fakta ini yang membuat Mesir dan Yordania paling cemas saat pejabat Israel kembali menyuarakan soal rencana pemindahaan jutaan warga Gaza ke Semenanjung Sinai.
Baca juga: Usir Warga Gaza ke Sinai, IDF: Tank Israel Tak Sengaja Tembak Pos Militer Mesir di Perbatasan Rafah
(oln/tc/dw/nuol/*)