Presiden Turki Batalkan Kunjungan ke Israel karena Perang Gaza yang Tidak Manusiawi
Presiden Turki Erdogan telah membatalkan rencana kunjungan ke Israel karena perang yang "tidak manusiawi" di Gaza.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah membatalkan rencana kunjungan ke Israel karena perang yang "tidak manusiawi" di Gaza.
"Kami punya proyek untuk pergi ke Israel, tapi dibatalkan. Kami tidak akan pergi," ujarnya ketika ia mengecam kampanye serangan Israel di Gaza dan membela Hamas, (25/10/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Pernyataan Erdogan tersebut memperpanjang buruknya hubungan antara Turki dan Israel.
Diketahui, Turki dan Israel mempunyai hubungan yang tidak harmonis selama bertahun-tahun.
Turki yang pernah menjadi sekutu regional yang erat, membekukan hubungan dengan Israel pada tahun 2010.
Renggangnya hubungan tersebut terjadi setelah pasukan militer Israel melakukan serangan terhadap kapal Turki yang menuju ke Gaza dengan membawa pasokan bantuan sehingga menewaskan 10 warga sipil.
Ketika kedua negara memulihkan hubungan pada tahun 2016, Turki kembali memecat utusan Israel pada 2018.
Baca juga: Pemerintah Indonesia Serukan Gencatan Senjata Perang Israel-Palestina di Gaza
Hal itu karena tindakan keras Israel terhadap pengunjuk rasa damai Palestina di pagar Gaza dengan Israel.
Erdogan bertemu langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk pertama kalinya bulan lalu pada pertemuan puncak PBB di New York.
Di sana, kedua pemimpin membuka pintu bagi potensi kerja sama di berbagai bidang seperti energi, teknologi, dan keamanan siber.
Namun, ketika serangan Israel menghujani Gaza selama minggu ketiga, menewaskan lebih dari 6.500 orang dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur wilayah tersebut, pemimpin Turki tersebut kembali melakukan beberapa pukulan.
"Tentu saja kami punya niat baik, tapi (Netanyahu) menyalahgunakannya."
"Jika dia melanjutkan dengan niat baik, hubungan kami mungkin akan berbeda, tapi sekarang, sayangnya, hal itu juga tidak akan terjadi," tambahnya.
Erdogan, yang telah memimpin Turki selama dua dekade, adalah pendukung vokal perjuangan Palestina.