Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nasib Bayi-bayi Prematur di Inkubator Rumah Sakit Gaza yang Dibombardir Israel

Kalangan petugas medis Rumah Sakit Medis Nasser di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan pun ketar-ketir dengan nasib para bayi yang dirawat di inkubator

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Nasib Bayi-bayi Prematur di Inkubator Rumah Sakit Gaza yang Dibombardir Israel
Tribun Pekanbaru
Ilustrasi bayi. - Kalangan petugas medis Rumah Sakit Medis Nasser di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan pun ketar-ketir dengan nasib para bayi yang dirawat di inkubator. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel masih terus membombardir sejumlah fasilitas medis di wilayah Khan Younis, Gaza.

Kalangan petugas medis Rumah Sakit Medis Nasser di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan pun ketar-ketir dengan nasib para bayi yang dirawat di inkubator.

Di tengah blokade total oleh Israel, rumah sakit di seluruh wilayah Palestina memperingatkan bahwa persediaan bahan bakar hampir habis.

"Ada ketakutan dan kecemasan yang besar terhadap nyawa yang mungkin hilang," kata spesialis anak dan neonatal di Nasser, Asaad al-Nawajha kepada Al Jazeera.

"Kami terus meminta bantuan bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan generator rumah sakit dan menjamin keselamatan anak-anak, orang sakit, dan terluka di Gaza," ucapnya.

Saat ini, unit gawat darurat neonatal di rumah sakit ini menampung 10 anak.

Baca juga: Rumah Sakit Indonesia jadi Satu-satunya Rumah Sakit Operasional yang Tersisa di Gaza

Beberapa bayi yang dirawat, lahir empat minggu lebih awal dari tanggal perkiraan lahir.

Berita Rekomendasi

Kementerian Kesehatan Gaza memperkirakan bahwa ada 130 bayi baru lahir saat ini bergantung pada inkubator di seluruh wilayah tersebut.

Satu di antaranya yakni Talia, yang lahir sehari sebelum Hamas meluncurkan 5.000 roket ke Israel.

"Dokter memberi tahu saya bahwa ada air di paru-parunya dan dia perlu diawasi," kata ibu Talia, Samar Awad yang masih berusia 25 tahun.

Sejak 7 Oktober 2023, Jalur Gaza dibombardir tanpa henti oleh Israel sebagai balasan serangan mendadak ke Tel Aviv.

Sedikitnya 1.400 orang Israel tewas, dan 8.700 warga Palestina di Gaza kehilangan nyawanya, termasuk lebih dari 3.000 anak-anak.

Baca juga: Rumah Sakit Indonesia di Palestina Terancam Padam Listrik Dalam Waktu Kurang Dari 48 Jam

Seorang wanita membantu seorang anak minum air dari botol sambil menunggu di samping ambulans Kementerian Kesehatan Palestina yang menunggu untuk memasuki perbatasan Rafah dengan Mesir di Jalur Gaza selatan pada 1 November 2023. Puluhan pemegang paspor asing yang terjebak di Gaza mulai meninggalkan perang - Merobek wilayah Palestina pada 1 November ketika penyeberangan Rafah ke Mesir dibuka untuk pertama kalinya sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, menurut koresponden AFP. (Photo by Mohammed ABED / AFP)
Seorang wanita membantu seorang anak minum air dari botol sambil menunggu di samping ambulans Kementerian Kesehatan Palestina yang menunggu untuk memasuki perbatasan Rafah dengan Mesir di Jalur Gaza selatan pada 1 November 2023. Puluhan pemegang paspor asing yang terjebak di Gaza mulai meninggalkan perang - Merobek wilayah Palestina pada 1 November ketika penyeberangan Rafah ke Mesir dibuka untuk pertama kalinya sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, menurut koresponden AFP. (Photo by Mohammed ABED / AFP) (AFP/MOHAMMED ABED)

Awad mengakui sangat khawatir bahwa generator yang dipakai untuk menjaga bayinya tetap hidup akan kehabisan bahan bakar.

"Saya khawatir rumah sakit akan kehabisan bahan bakar," katanya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas