10 WNI di Gaza Kondisinya Sehat Tapi Sulit Dievakuasi, Tim Penyelamat Harus Diperiksa Berlapis
Tempat tinggal WNI di Gaza menjadi medan pertempuran antara Israel dan kelompok Hamas.Mereka sulit diselamatkaan meski kondisinya sehat.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Perlindungan WNI (PWNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) Judha Nugraha menyebut, tempat tinggal WNI di Gaza menjadi medan pertempuran antara Israel dan kelompok Hamas.
Dalam komunikasi yang dilakukan Kemlu, 10 warga negara Indonesia (WNI) dalam kondisi selamat.
"Seluruh 10 WNI di Gaza hingga saat ini dalam kondisi selamat," kata dia kepada wartawan, Kamis (2/11/2023).
Ia memaparkan, para WNI tersebar di Gaza City (Gaza Utara) dan Gaza Selatan.
Karena itulah upaya evakuasi WNI dan keluarga di Gaza masih terkendala keamanan.
Baca juga: Pasukan Israel Kepung Kota Gaza, Tidak Ada Rencana untuk Gencatan Senjata
"Kendala saat ini adalah lokasi tempat tinggal para WNI masih terjadi pertempuran, sehingga evakuasi aman belum bisa dilakukan," tutur Judha.
WNI yang bakal dievakuasi yaitu keluarga Abdillah Onim dan Muhammad Hussein.
Dari 10 WNI, 3 WNI yang merupakan relawan kemanusiaan MER-C di RS Indonesia memilih tetap bertahan di Gaza.
Menteri Luar Negeri (Menlu RI) Retno Marsudi menyebut, hanya ada satu pintu keluar dari Gaza yang tersedia yakni Rafah.
Kini tim Indonesia sudah berada di pintu Rafah untuk melakukan evakuasi WNI di tengah ketidakpastian situasi.
"Situasi tidak pernah dapat diduga. Untuk mempersiapkan kemungkinan evakuasi, maka kita sudah gerakkan tim kita dari Kairo menuju Rafah, karena satu-satunya pintu keluar yang tersedia adalah Rafah," terang Menlu Retno.
Menlu Retno juga langsung berkomunikasi dengan tim mengungkapkan bahwa perjalanan yang ditempuh tidak mudah. Tim harus berhenti untuk diperiksa berkali-kali dengan jumlah antrean yang sangat panjang.
"Setelah melalui pemeriksaan yang berlapis, tim kita dari Kairo sudah tiba di Rafah. Tim sudah berada di pintu Rafah di bagian Mesir. Sekarang kita tinggal melihat apa yang akan terjadi di bagian Gaza," tutur mantan duta besar RI untuk Belanda ini.
Menlu Retno berharap evakuasi WNI bisa dapat segera dilakukan. Kondisi di Gaza kini mengkhawatirkan, dimana bahan makanan dan listrik menipis.
"Kita terus melakukan kontak dengan mereka, dan kontaknya pun juga on and off. Kadang nyambung, kadang tidak nyambung karena memang situasi sehingga komunikasi tidak selamanya lancar.
Tapi kita terus berusaha melakukan komunikasi dengan beliau yang ada di Gaza," kata Menlu Retno. Adapun pergerakan evakuasi WNA termasuk WNI melalui pintu Rafah.
"(Evakuasi) Kemungkinan besar tidak akan dapat dilakukan secara sekaligus, tetapi bertahap dan dengan mengutamakan keselamatan. Betul-betul situasi sangat dinamis," kata Menlu.
Namun ia memastikan dalam setiap perjalanan evakuasi, sudah mendapat jaminan keamanan dari semua pihak sehingga evakuasi dapat dilakukan dengan selamat. "Kita berdoa agar evakuasi dapat segera dilakukan dengan selamat," ujar Menlu Retno.(Tribun Network/dan/rin/wly)